Proses komunikasi word
of mouth marketing sangat berbeda dengan periklanan tradisional. Perbedaan yang
paling mendasar adalah pada si pengirim (sender) dan sudah tentu saluran (channel)-nya. Bagaimana dengan pesan dan audiensenya?
Keputusan orang
untuk membeli suatu produk sangat tergantung pada informasi yang diterima oleh
calon konsumen. Informasi tersebut berasal dari dua sumber. Pertama nonpersonal
berupa televisi, majalah, internet dan media massa lainnya. Kedua, berupa
omongan atau komunikasi lisan (word-of-mouth) dari teman-teman, para kenalan,
serta relasi bisnis bila berkaitan dengan organisasi.
Berbeda dengan
periklanan tradisional, dalam kasus WOM, informasi dimulai dari marketer. Baik
dalam pendekatan periklanan tradisional maupun WOM, pengirim pesan atau sumber
pesan sangat jarang dilakukan oleh marketer (dalam hal ini pengelola atau
pemiloik merek) sendiri. Disini seseorang atau departemen menyusun informasi untuk dikirim
melalui proses komunikasi dengan tujuan mencapai target konsumen.
Namun,
untuk menyampaikannya, mereka memilih selebriti atau spokesperson sebagai
sumber atau pihak yang menyampaikan informasi pada tahap awal proses
komunikasi. Meski demikian,
periklanan tradional, marketer tetap mempertahankan kontrol atas pesan yang
disampaikan sepanjang waktu arena mereka bisa memilih saluran komunikasi.
Sehingga informasi atau pesan yang ingin disampaikan tetap terjaga. Harapannya,
adanya konsistensi pesan yang disampaikan, tidak peduli apakah penerima
memperhatikan atau tidak.
Baik dalam
periklanan tradional maupun WOM, informasi yang ingin disampaikan kepada
target, diterjemahkan atau dikemas ke dalam bentuk-bentuk simbolis sebelum
disampaikan melalui saluran komunikasi ke penerima. Dalam periklanan tradional,
karena menggunakan media massa, seringkali informasi yang disampaikan tidak
langsung ditangkap oleh penerima yang ditarget. Karena ibarat menebar jala,
ikan yang tertangkap bisa beragam. Sementara itu, dalam WOM, informasi yang
disampaikan bisa langsung diterima target karena mereka pada umumnya adalah
orang-orang yang memiliki kebutuhan akan informasi tersebut.
Ini menunjukkan
bahwa begitu informasi dikirim, pengirim pesan tidak lagi mampu mengontrolnya.
Dengan kata lain, pengirim informasi hanya mampu pada mengontrol pesan awal
saja. Selanjutnya tidak. Begitu pesan sampai ke penerima, pengirim seakan sudah
tereliminasi dari proses. Berbeda dalam periklanan tradisional dimana penerima
informasi langsung menjadikannya menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan membeli atau tidak, dalam WOM, orang yang menerima informasi tadi
kini bertindak sebagai pengirim pesan dan mendistribusikan informasi yang
diterima ke banyak konsumen lainnya.
Sebelum
mendistribusikannya, mereka menafsirkan pesan tersebut sehingga yang mereka
sebarkan bisa berupa informasi negatif, bisa juga positif. Fenomena ini menunjukkan bahwa WOM bisa
menjadi sesuatu yang menguntungkan namun bisa juga menjadi masalah. WOM akan
menghasilkan sesuatu yang positif manakala suatu produk yang sudah dibeli atau
dikonsumsi berhasil memuaskan konsumennya. Ini kan memberikan efek positif karena
sang konsumen akan mengatakan hal itu kemana saja, kapan saja dan dimana saja.
Sebaliknya, WOM menjadi masalah manakala produk yang mereka konsumsi ternyata
mengecewakan.(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar