Organisasi
public relations terbesar di Amerika, Public Relations Society of America
(PRSA), saat ini berupaya untuk mengembangkan definisi baru tentang public
relations yang lebih baik. Menurut mereka, denikian dikutip the New York Time, Senin (21/11/2011) langkah ini yang terbaik di abad ke
21 ini. Upaya ini dimulai pada hari Senin (21/11/2011), dengan meminta saran
dari publik, termasuk kalangan PR profesional, akademisi dan mahasiswa.
Yang mendorong upaya pencarian definisi baru tersebut antara lain karena adanya perubahan mendasar yang terjadi dalam hubungan masyarakat sejak definisi
tentang public relations terakhir kali diperbarui oleh PRSA, pada tahun 1982.
Pada 2003 dan 2007 pernah diupayakanuntuk menulis definisi baru tentang PR, namun
tidak memperoleh kemajuan yang signifikan. Saat itu muncul definisi, “Public
relations helps an organization and its publics adapt mutually to each other.”
(Public relations membantu organisasi dan public untuk satu sama lain saling
beradaptasi secara saling menguntungkan).
Nah,
sekarang terjadi perubahan lingkungan yang sangat signifikan dengan kehadiran Internet dan media sosial seperti blog,
Facebook dan Twitter. Kehadiran mereka telah mengubah hubungan antara anggota
masyarakat dan orang-orang yang berkomunikasi dengan mereka. Sebuah proses yang
selama puluhan tahun berlangsung -- salah satunya pross komunikasi dari atas ke
bawah dan biasanya bersifat monolog – mulai ditinggalkan dan beralih ke
komunikasi dua arah yang biasanya ditandai dengan adanya dialog. Perubahan-peruahan itu menghasilkan serangkaian istilah baru yang digunakan dalam public relations, hubungan antara praktisi PR dengan media, word-of-mouth,
dan buzz marketing.
Upaya
menemukan definisi baru tersebut juga didorong oleh terjadinya beberapa peristiwa
yang memalukan kalangan pelaku public relations. Ini terjadi setelah kehadiran media
baru yang membuat konsumen lebih mudah untuk belajar sehingga mampu menilai
perusahaan, produk, atau merek dan mencoba mempengaruhi konsumen lain setelah apa
yang mereka reka mendapatkan pengalaman tentang yang merek beli dan percayai.
Di antara
contoh memalukan yang terkenal adalah kesalahan BP dalam menangani kasus setelah kecelakaan di Teluk Meksiko; langkah Facebook
yang mempekerjakan agency PR untuk menghasilkan
artikel yang mengkritik praktik pesaingnya - Google, bagaimana meningkatnya
keluhan terhadap kampanya terbaru Chapstick yang meminta konsumen berinteraksi,
“Be heard at facebook.com/ChapStick,”
tapi malah berulang kali menghapus komentar negatif tentang iklan mereka di halaman
Facebook, dan bagaimana Netflix yang sengaja menghilangkan ratusan ribu anggotanya,
kemudian membatalkannya, untuk kemudian memisahkan bisnisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar