Intinya, konsumen tidak bisa dengan mudah membedakan
antara promosi putih dan perak untuk Diet Coke. Pembeli terlambat menyadari
bahwa mereka tidak minum Diet Coke dan atas pengalaman itu mereka merasa
frustrasi. Selain itu, hasil blind test menunjukkan bahwa konsumen merasa bahwa
Coke reguler rasanya berbeda dalam kaleng putih. Namun, pejabat CocaCola menyatakan
bahwa mereka tidak mengubah sama sekali resep asli dan hanya mengubah
penampilannya.
Tapi kenapa konsumen enggan mengkonsumsinya? Berikut
beberapa kemungkinannya:
• Ketergantungan pelanggan terhadap Diet Coke
membuat mereka buta. The WallStreet Journal melaporkan bahwa pemilik kedai di sebuah food court di Atlanta,
mengatakan sekitar setengah lusin pelanggan yang telah beberapa kali meminum
Coca Cola kaleng putih dalam beberapa hari terakhir, baru sadar bahwa mereka
tidak minum Diet Coke . Sebelumnya mereka merasa bahwa Coca Cola kaleng putih
adalah Diet Coke yang biasanya tampil dengan kaleng warna perak. "Sebagian
besar kebingungan tampaknya muncul di toko-toko kecil, di mana konsumen
mengambil sendiri kaleng minuman dari pendingin."
• Sebuah kabar menyebutkan
bahwa video YouTube (dengan 30 views) yang menunjukkan blind test dan seseorang
menunjukkan rasa "funky" dari Coca Cola kaleng putih. Mereka
melaporkan bahwa konsumen merasa bahwa Coke reguler rasanya berbeda dalam kaleng
putih. Namun, Coke menyangkal melakukan perubahan rasa.
• Anda mungkin tidak dapat memberitahu perbedaan
antara CocaCola kaleng Silver dan Putih: karena itu Coca Cola menambahkan
menambahkan fakta- fakta di situsnya yang menunjukkan perbedaan antara kaleng
warna putih dengan gambar beruang kutub-dibumbui putih kaleng Coke tidak
terlihat apa-apa seperti perak, salju-serpihan sehingga mirip kaleng Diet Coke.
Pada 1985 Coca Cola juga pernah gagal saat
mengeluarkan produk barunya, New Coke, yang menggantikan produk yang sudah ada.
Produk baru ini mempunyai rasa yang lebih manis (mendekati Pepsi) daripada
produk pendahulunya.
Ada anggapan bahwa penggantian rasa ini ditujukan
untuk menyerang Pepsi yang selama ini terus merebut pangsa pasar Coca Cola.
Dalam test rasa dengan tanpa menunjukan brandnya (blind test) yang melibatkan
lebih dari 150 ribu orang, sekitar 60% dari responden menunjukan kesukaan
mereka terhadap produk baru ini daripada produk Pepsi. Berbekal dengan hasil
test ini, manager Coca Cola memutuskan untuk memasarkan produk baru ini dengan
penuh percaya diri.
Tapi apa yang terjadi di pasar melenceng jauh dari
apa yang diperkirakan. Tidak lama setelah peluncuran, konsumen Coca Cola
melayangkan protes besar-besaran atas menghilangnya Coke yang selama ini mereka
konsumsi sejak dari kecil. Bahkan ada sekelompok konsumen yang mengancam akan
melakukan class action apabila Coca Cola tidak “mengembalikan” coke yang lama.
Para ahli beranggapan bahwa bagi konsumen coke
buatan Coca Cola yang selama ini mereka minum bukan sekedar minuman biasa. Bagi
konsumen Amerika, produk itu mempunyai arti tradisi, kebanggaan, simbol, atau
bahkan sahabat sejati yang siapapun tidak berhak untuk mencurinya dari mereka
termasuk perusahaan Coca Cola sendiri. Dalam waktu hanya tiga bulan setelah
peluncuran produk baru, Coca Cola memproduksi kembali produk lama mereka dengan
nama The Classic Cola. Produksi New Coke sendiri dihentikan satu tahun
kemudian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar