Dalam
beberapa hari terakhir, di situs jejaring sosial twitter muncul perdebatan soal
pseudonym dan anonym seperti yang terdapat Twitter. Sebagian ada yang
'menyerang' tokoh tertentu atau bahkan sekadar memberi informasi tentang sebuah
isu.
Senin
(6/2/2012) lalu, Menkominfo Tifatul Sembiring mengatakan bahwa akun-akun itu
dipantau oleh Kemenkominfo. "Sejauh ini masih kita pelajari sejauh positif
tidak masalah. Kalau miring-miring sedikit yah diperingatkan. Kalau melangar
hukum yah dihukum," kata Sembiring di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka
Utara. Menurut dia, akun anonim bisa dikejar bila memang terbukti melakukan
pelanggaran seperti penipuan, hacking terhadap badan resmi pemerintah atau
menyebarkan pornografi. Hal itu semua bisa dijerat dengan pasal-pasal di UU
ITE.
Di mesia
sosial, akun dengan nama samara (pseudonym) atau anonym jamak dijumpai. Menurut
temuan Disqus, 61% dari keseluruhan komentar yang muncul di blog menggunakan
nama samaran yang cenderung fiktif (pseudonym) sementara 35 % lainnya
menggunakan anonym. Yag lebih menarik,
hanya 4% dari semua komentator yang menggunakan nama asli mereka. Temuan
lainnya, komentator yang menggunakan nama samaran kontribusinya 6,5 kali lebih
banyak dari komentator anonim dan 4,7 kali lebih dari banyak dari pada yang
menggunakan nama asli di Facebook.
Sejatinya, perdebatan soal nama samara dalam
akun media sosial muncul di jagad maya sejak tahun lalu. Ketika itu, Google+
mensyaratkan pembukaan akun harus menggunakan nama asli, tidak boleh
menngunakan nama samara apalagi anonym. Disqus menemukan bahwa "komentator yang menggunakan nama samaran cenderung menawarkan komentar yang lebih baik." Setelah perdebatan agak lama,
terutama di media sosial, akhirnya Google + mengizinkan orang
memanfaatkan nama samaran asalkan itu adalah alias dibentuk dan bukan akun yang baru dibuat.
Lalu kenapa orang lebih suka menggunakan nama samaran? Semua tahu bahwa dengan menggunakan nama samara, orang merasa bebas. Mereka bisa menulis dengan terbuka, terutama topic-topik sulit dan ingin identitas aslinya tidak diketahui. Ini berbeda dengan bia seseorang menggunakan nama aslinya. Dia enderung berhati-hati.
Banyak situs dan blog yang memungkinkan seseorang untuk berkomentar dengan mencantumkan nama samara atau bukan anonym. Biasanya, komentar anonim cenderung relative lebih keras, atau bahkan lebih menyakitkan dari pada membantu. Akan tetapi, dengan menggunakan nama samaran memungkinkan orang untuk berbicara secara terbuka - terus terang - melalui cara yang mereka mungkin tidak merasa nyaman bila teman-teman atau anggota keluarga – misalnya – mengetahui siapa dia.
Lalu kenapa orang lebih suka menggunakan nama samaran? Semua tahu bahwa dengan menggunakan nama samara, orang merasa bebas. Mereka bisa menulis dengan terbuka, terutama topic-topik sulit dan ingin identitas aslinya tidak diketahui. Ini berbeda dengan bia seseorang menggunakan nama aslinya. Dia enderung berhati-hati.
Banyak situs dan blog yang memungkinkan seseorang untuk berkomentar dengan mencantumkan nama samara atau bukan anonym. Biasanya, komentar anonim cenderung relative lebih keras, atau bahkan lebih menyakitkan dari pada membantu. Akan tetapi, dengan menggunakan nama samaran memungkinkan orang untuk berbicara secara terbuka - terus terang - melalui cara yang mereka mungkin tidak merasa nyaman bila teman-teman atau anggota keluarga – misalnya – mengetahui siapa dia.
Banyak
blogger yang memposting sesuatu tanpa mengungkapkan identitas mereka. Bahkan
ini bisa menjadi bisnis yang menarik. Pada akhir 2009 terdapat blog yang sempat
membuat berita. Belle de Jour adalah
nama samaran untuk seorang blogger yang menulis tentang kegiatannya dalam
perdagangan seks. Dia menggunakan penghasilannya dari blog-nya itu untuk
membiayai studi PhD-nya. Pada 2003, blog itu mendapat penghargaan surat kabar The Guardian sebagai blog of the year karena dinilai sebagai
blog ditulis dengan sangat baik sehingga sesuai fantasi seksual laki-laki.
Banyak wartawan yang berspekulasi bahwa dia sebenarnya seorang pria.
Blognya
jujur dan keji diterbitkan sebagai sebuah buku dengan judul, The Intimate Adventures of a London Call
Girl. Buku ini kemudian diangkat menjadi sebuah serial TV di Inggris,
dibintangi Billie Piper sebagai Belle. Pada bulan November 2009 Belle
memutuskan untuk mengungkapkan identitasnya kepada surat kabar kabar di
Inggris, Ini dilakukan setelah dia putus dengan sang pacar, dan dia percaya
bahwa mantan pacarnya itu akan mengungkapkan identitasnya di pers tabloid.
Cukup mengejutkan, ternyata Belle aalah Dr Brooke Magnanti.
Brooke
adalah mahasiswa yang mendalami tentang informatika, epidemiologi dan ilmu
forensik dan bekerja di Bristol University’s Centre for Nanoscience and Quantum
Information. Dengan pengungkapan itu, Brooke menghapus spekulasi bahwa dia
adalah seorang laki-laki atau bahwa dia telah dipaksa masuk ke dalam
perdagangan seks untuk alasan lain selain yag dia katakana dalam blog-nya itu.
Selain
itu, ada beberapa blogger yang menyembunyikan identitas mereka agar mereka bisa
jujur lebih jujur dalam menilai perusahaan tempatnya bekerja. Salah satu
contohnya adalah blogger Microsoft yang menggunakan nama 'Mini MSFT'. Mini
telah blogging secara anonim tentang apa yang terjadi di dalam Microsoft sejak tahun 2004. Dia memiliki
jumlah pembaca yang besar. Mini menetapkan kebijakan anonimitas total yang
mendorong karyawan untuk melakukan diskusi terbuka tentang perusahaan dan pekerjaannya.
Blog ini
dihargai karena berhasil mengubah beberapa proses internal perusahaan, seperti proses
peninjauan gaji setiap akhir tahun dan membuat perusahaan menjadi lebih
transparan. Blog yang juga menyebut dirinya sebagai Steve Jobs Palsu itu ditulis
oleh seseorang yang menyembunyikan identitasnya selama lebih dari setahun.
Ternyata penulisnya adalah Daniel Lyons, seorang penulis dan jurnalis Newsweek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar