Praktek-Praktek dalam Public
Relations
Judul Buku :
Social Media and Public Relations: Eight New Practices for the PR Professional
Penulis :
Deirdre K. Breakenridge
Penrbit :
Pearson Education, Inc., New Jersey
Tahun Terbit :
2012
Tebal` :
177 halaman termasuk cover
Diakui
atau tidak, dari semua industri yang terpengaruh oleh perubahan besar yang
dibawa oleh media sosial, public relations adalah yang sejak awal berada di
garis depan. Alasannya sederhana, sebagian besar fenomena media sosial terjadi
di depan public, dilakukan public, dan dinamikanya telah membentuk public
relations di masa lalu (media relations, interaksi dengan para opinion leader dan
influencer, serta tentu saja krisis/manajemen reputasi) tidak hanya hadir di
media sosial, tetapi sering ditekankan dan diperkuat oleh media sosial.
Tak bisa
dipungkiri bahwa saat ini, sejarah baru diisi dengan sejumlah contoh bagaimana kata
"sosial" telah secara dramatis mempengaruhi merek bahkan melampui
fungsi bisnis itu dalam mempertahankan atau memperkuat reputasi merek. Dengan
kata lain, sosial media telah terbukti tidak hanya memperbaiki proses
komunikasi modern, tetapi juga memiliki potensi dampak pada bottom line
perusahaan atau, minimal, reputasinya. Tak sedikit kejadian yang mempertotonkan
bagaimana reputasi bisa dibangun dalam jangka pendek. Demikian pula banyak
contoh yang menunjukkan bagaiana reputasi bisa runtuh dalam sekejap. Semuanya
itu tak bisa dilepaskan dari peran media sosial.
Keberadaan
media sosial makin memberi peluang bagi public untuk melakukan percakapan. Perusahaan
pun makin menyadari -- sebagian mungkin
lebih cepat daripada yang lain -- bahwa jika perusahaan tidak ambil bagian
dalam percakapan, perusahaan akan tertinggal. Perusahaan kini lebih sering
mendengarkan dengan lebih baik dibandingfkan masa lalu dan memperhatikan apa
yang kini dipikirkan orang. Juga makin perusahaan atau merek yang membuka diri
untuk publik.
Para
pengelola media juga mulai menyadari fenomena tersebut tersebut. Karena itu,
beberapa diantara mereka menyediakan platform yang berbeda dari sebelumnya
dalam menyampaikan informasi. Beberapa surat kabar mengubah format mereka
menjadi edisi online, atau dalam kasus tertentu
CNN misalnya membuka platform baru, iReport. Melalui platform ini setiap
orang dapat menjadi pelapor peristiwa atau berita eksklusif. Ini adalah tentang
mencapai dan melakukan publik.
Sekelompok
masyarakat yang menikmati berbagai jenis media, seperti TV, pada saat yang sama
dapat menggunakan akun Twitter atau Facebook untuk memberi opini atas apa yang
mereka saksikan dan rasakan serta pikirkan. Komunikasi yang interaktif pun
terjadi. Dalam kondisi seperti ini, publik memiliki kebebasan untuk memilih
cara-cara yang memungkinkan mereka untuk memberitahu.
Peran
dan tanggung jawab praktisi PR saat ini semakin luas. Berbeda dengan
sebelumnya, saat ini para profesional di bidang PR harus memahami perubahan di
lanskap media dan mampu mengintegrasikan komunikasi sosial media dengan
komunikasi bisnis secara keseluruhan, mempelajari cara-cara yang berbeda dalam keterlibatan dengan
pelanggan dan stakeholder lainnya dan menavigasi perubahan lanskap media dengan
teknologi yang mendorong preferensi konsumen dan proses konsumsinya. Selama
bertahun-tahun, para profesional PR bekerja dengan media tradisional untuk
menyampaikan pesan kepada publik.
Pesan
organisasi tidak lagi disebarkan secara acak dan luas. Sebaliknya, cerita harus
disesuaikan agar dapat dibagi diantara rekan-rekan terpercaya dalam komunitas
web. Sosial media telah mengubah cara organisasi dan merencanakan,
mengembangkan dan memberikan cerita bisnis kepada para pemangku kepentingan,
dan bagaimana mereka mendengarkan, berkomunikasi dan berinteraksi dengan
khalayak mereka secara langsung. Hal ini penting bagi komunikator untuk bertindak
fleksibel dan beradaptasi dengan dinamika baru dalam komunikasi dengan lebih
melibatkan masyarakat.
Dalam buku
Social Media and Public Relations: Eight
New Practices for the PR Professional, Deirdre Breakenridge – salah satu
pelopor pemasaran sosial pelopor -- menunjukkan delapan keterampilan dan pola
pikir baru di dunia PR atau marketing. Salah satunya adalah tentang perlunya
praktisi PR dan marketing membangun merek dan membangun keterlibatan pelanggan
dalam dunia sosial.
Menyimak
isinya, buku berorientasi pada tentang hal-hal yang perlu dilakukan oleh
praktisi PR dan marketing agar secara sistematis dapat sistematis memperluas
peran, meningkatkan proses, dan mempertajam strategi mereka dalam
keterlibatannya dengan pelanggan secara lebih canggih dan.
Dalam
buku ini, Breakenridge memberikan banyak ilustrasi bagaimana meningkatkan
keterlibatan interaksi antara konsumen dan mereknya berdasarkan pengalamannya
menangani beberapa kliennya. dan Karena itu, Breakenridge – melalui buku ini --
membantu Anda menanggapi control konsumen
yang semakin menuntut hubungan mereka dengan merek.
Breakenridge
juga memberikan tips dalam mengintegrasikan komunikasi dengan teknologi secara
lebih efektif, membangun kolaborasi internal yang lebih besar, menghilangkan
silo dan memberi ruang kepada public, mendengarkan percakapan konsumen, dan
menerapkan pengetahuan yang mereka pelajari, dan wawasan baru yang mendalam mengenai bagaimana
konsumen membangun dan melihat merek mereka hubungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar