Dalam ekonomi yang dikenadlikan oleh informasi yang cepat
dewasa ini, pelanggan mendapatkan 70%
informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan membeli produk
atau layanan dari Internet. Jadi, pelanggan mengumpulkan informasi dan
mempelajarinya terlebih dulu sebelum mereka
berbicara dengan tenaga penjualan.
Ketika mereka akhirnya menghubungi perwakilan penjualan perusahaan,
itu berarti kebutuhan mereka akan informasi sensitif sangat mendesak dan
penting. Pada kondisi seerti itu, tim penjualan adalah yang pertama menanggapi
pertanyaan mereka. Bila Tim memberikan jawaban secara lengkap, peluang mereka
untuk memdapatkan pesanan meningkat secara dramatis. Dengan kata lain, tidak
ada respon yang lebih cepat selain “zero-time”.
Dalam buku yang baru, Zero-Time Selling (Morgan James
Publishing, Januari 2012), Andy Paul memaparkan 10 langkah penting untuk
mempercepat penjualan dengan menunjukkan kepada pembaca tentang bagaimana untuk
selalu menjadi yang pertama.
Sebagai buku yang mungkin saja bisa membangun paradigm
penjualan baru, Zero-Time Selling menghadirkan beberapa solusi sederhana untuk
menerobos inersia yang biasanya muncul dan hambatan internal yang tidak perlu tapi
bisa menghambat upaya penjualan. Dengan menggunakan jargon dan konsep-konsep yang segar, Zero-Time
Selling menunjukkan jalan menuju penjualan yang berhasil yang mudah diakses dan
langsung. Tips-tipsnya sangat mudah dipelajari dan kompatibel dengan sistem
atau metode penjualan yang saat ini banyak dipraktekkan perusahaan.
Dalam buku ini, Paul mempekenalkan paradigma MILT (Maximum
Impact, Least Time). Berdasarkan MILT, Paul mengatakan bahwa mencapai penjualan
zero-time dibutuhkan penggabungan unsur informasi dan kecepatan guna menunjukkan
respon terhadap kebutuhan prospek dan pelanggan, serta menciptakan nilai maksimum bagi mereka.
Ini merupakan pendekatan yang intinya mengatakan bahwa dari
sudut pandang pelanggan, “memberi informasi yang saya butuhkan sekarang."
Artinya, bila perusahaan memberikan respon yang merupakan kombinasi konten yang
secara tepat disampaikan dalam waktu secepat mungkin, pada setiap langkah dalam
siklus pembelian pelanggan, itu berarti memaksimalkan kesempatan perusahaan
untuk memenangkan pesanan dari pelanggan.
Dengan kata lain, responsiveness
mengandung dua unsur, yakni konten dan kecepatan. Sebuah respon yang cepat tapi
tidak lengkap dalam menjawab pertanyaan pelanggan itu sama artinya dengan tidak
ada jawaban sama sekali. Sebuah respon lengkap tapi sedikit terlambat lambat
untuk pelanggan sedikit lebih baik daripada tidak ada jawaban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar