Selasa (10/12/2013) lalu, Presiden AS Barack Obama tertangkap
kamera sedang sibuk memotret dirinya secara dadakan dengan menggunakan smartphone.
Dia memotret dirinya bersama Perdana Menteri Denmark Helle Thorning-Schmidt dan
Perdana Menteri Inggris David Cameron saat upacara peringatan untuk Nelson
Mandela.
Gambar yang kemudian tersebar luas di media sosial itu
kemudian menimbulkan perdebatan apakah hal itu layak dilakukan oleh seorang
kepala negara atau tidak. Apa yang dilakukan Obama, Thorning-Schmidt, dan Cameron
mengingatkan public pada kata selfie.
Kata “selfie” masuk dalam kamus bahasa Inggris Oxford baru
pada 2013 ini. Menurut warta laman Bangkok Post pada Selasa (19/11/2013),
"selfie" adalah kata yang ke-2013 di dalam kamus paling sohor asal
Inggris tersebut. Pihak pengelola Kamus Oxford mengatakan, selama 12 bulan
terakhir, pengguna kata itu meningkat hingga 17.000 persen.
Menurut Direktur Redaksi Kamus Bahasa Inggris Oxford Judy
Pearsall, "selfie" muncul kali pertama di forum media sosial
Australia. "Kata itu di-posting pada September 2002," demikian Judy
Pearsall.
Menurut sejarah, mengabadikan diri sendiri dengan perangkat
elektronik atau dalam bahasa Inggris dinamakan self-portrait atau disingkat
selfie dilakukan pertama kali oleh seseorang bernama Robert Cornelius pada
tahun 1839. Ketika era kamera polaroid sedang menjadi salah satu tren di tahun
70an, seorang bernama Andy Warhol juga pernah melakukan selfie dan hal tersebut
tercatat sebagai selfie kedua dalam sejarah.
Kini, di era teknologi serba maju, perangkat hi-tech beredar
di mana-mana sekaligus portable device dengan fitur kamera seperti smartphone,
phablet dan tablet menjadi satu hal yang umum, aksi selfie ini amat sering
dijumpai.
Bahkan ketika internet dan jejaring sosial meraih
popularitasnya dalam beberapa tahun terakhir ini, foto-foto selfie juga sering
beredar luas serta dijadikan cover atau profile picture seseorang dalam account
jejaring sosial mereka.
Dengan mengambil angle agak tinggi sekitar 45 derajat, mata
sedikit dibuat sayu, (terkadang) mengambil pose duck face, mengambil fotonya
dengan menggunakan aplikasi seperti Instagram untuk menambah kesan dramatis dan
lainnya, membuat aksi selfie menjadi sangat mudah dilakukan, kapan dan di
manapun juga.
"Selfie adalah salah satu revolusi bagaimana seorang
manusia ingin diakui oleh orang lain dengan memajang atau sengaja memamerkan
foto tersebut ke jejaring sosial atau media lainnya," ujar Dr Mariann
Hardey, seorang pengajar di Durham University dengan spesialisasi digital
social media, seperti dikutip oleh Guardian (14/07/2013).
Hardey juga mengatakan bahwa dengan memamerkan foto-foto
selfie tersebut, maka orang yang bersangkutan ingin terlihat 'bernilai'
lebih-lebih apabila ada yang berkomentar bagus tentang foto tersebut.
Tak hanya Hardey yang mengatakan bahwa selfie merupakan
bentuk dari ingin diakui atau dapat disebut sebagai tanda kurang percaya
terhadap diri sendiri. Banyak juga peneliti lain yang juga mengatakan hal
serupa. Namun tidak sedikit orang yang membantah bahwa selfie dilakukan hanya
sekadar ingin tenar dan tidak percaya diri.
Menurut salah seorang wanita bernama Rebecca Brown (23)
mengatakan bahwa dia melakukan selfie hanya karena untuk mengeksplorasi diri
sendiri dan melihat tubuhnya sendiri bukan dengan maksud ingin narsis atau
sejenisnya.
Bagi selebriti dan tokoh masyarakat lainnya, selfies
merupakan bentuk komunikasi yang efektif. Memposting foto diri (diambil sendiri)
saat melakukan hal-hal biasa seperti memamerkan potongan rambut baru atau akan
melihat Mona Lisa adalah cara bagi selebriti untuk memberitahu penggemarnya apa yang mereka lakukan tanpa filter dari pihak
ketiga seperti yang terjadi di media tradisional. Itu benar-benar manusiawi. .
Tapi selfies bukan hanya dilakukan orang-orang seperti Kim
Kardashian. Para pemimpin dunia dan tokoh masyarakat lainnya melakukannya.
Meski demikian, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan. baik penggunaan mereka juga. Beberapa
kebijaksanaan diperlukan. Berikut adalah
beberapa tips untuk bagaimana dan kapan melakukan selfie sehingga tindakan tersebut bisa dianggap sebagai sesuatu yang sah.
Harus memiliki pesan
atau tujuan. Selfies sering dilakukan atau muncul sembrono, tak memiliki
tujuan yang serius. Namun demikian, selfie bisa digunakan sebagai alat untuk
mendukung keterlibatan suatu kegiatan. Ambil contoh Selfienya Michelle Obama saat
pertama kali membawa anjingnya “Dog Bo”, Agustus lalu di halaman Gedung Putih. Foto itu
seakan menyampaikan pesan bahwa Michelle dan Bo berperan dalam gerakan "
Great Nature Project"-nya National Geographic yang bertujuan untuk mendorong
pendidikan dan kesadaran keanekaragaman hayati.
Hubungkan dengan
audiens Anda. Melakukan selfie hendaknya tidak hanya demi Selfie itu
sendiri. Gunakan selfie untuk berhubungan dengan orang-orang yang tertarik pada
Anda. PR alami yang dilakukan Paus Francis dipercaya sebagai Selfie kepausan
pertama, pada Agustus lalu dengan beberapa remaja Italia di Basilika Santo
Petrus. Gambar ramai dibicarakan di media sosial dan membangun kesan bahwa Paus
berhubungan langsung dengan para audience muda.
Buatlah momen yang manusiawi. Berdasarkan sifatnya, Selfie masih
segaris dengan narsisme. Alih-alih menggunakannya untuk pamer, selfie juga bisa
digunakan untuk menunjukkan bahwa Anda sama seperti orang lain. Sebagai contoh,
Chelsea Clinton berbagi momen humanis ini dengan ibunya, mantan Menteri Luar
Negeri Hillary Clinton, di Twitter pada Juni lalu. Bagi sepasang ibu-anak yang
memiliki dampak global yang signifikan, kesan manusiawinya adalah bahwa mereka bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar