Bagi praktisi public relations, peristiwa ini pembobolan
data yang seharusnya rahasia sperti yang terjadi pada aplikasi media sosial
Snapchat menjadi pelajaran berharga, terutama terkait dengan cara Snapchat
menanggapi dan memantau situasi tersebut.
Seperti diketahui, Selasa (24/12/13), hacker merilis melalui
internet sebuah database yang berisi 4,6 juta nama dan nomor telepon pengguna Snapchat,
aplikasi populer yang memungkinkan pengguna untuk mengirim gambar dan video
yang bisa rusak sendiri setelah beberapa detik. Aplikasi ini sangat populer di
kalangan anak muda.
Sebuah situs bernama SnapchatDB merilis data tersebut tapi
menyensor dua angka terakhir nomor telepon. Data itu telah dihapus dari situs
tersebut tapi versi tersembunyi [cached] masih tersedia. Pencurian data itu
terjadi beberapa hari setelah sebuah perusahaan Australia, Gibson Security,
memperingatkan adanya kelemahan di aplikasi Snapchat yang bisa dieksploitasi
oleh peretas.
Pencuri yang mempublikasikan data itu mengatakan mereka
memang memanfaatkan cacat teknologi yang ditunjukkan oleh Gibson Security.
"Kami menggunakan versi termofidikasi dari metode eksploitasi yang disebut
oleh eksekutif Gibson," kata pelaku seperti dikutip blog teknologi, Tech
Crunch.
Sebelum dihapus, pada laman situs terdapat sebuah peringatan
bahwa nama dan nomor telepon pengguna Snapchat bisa memberikan petunjuk yang
mengarah kepada akun Facebook dan Twitter. "Orang-orang cenderung
menggunakan nama pengguna yang sama di seluruh web sehingga Anda dapat
menggunakan informasi ini untuk mencari informasi nomor telepon yang dikaitkan
dengan akun Facebook dan Twitter, atau hanya untuk mengetahui nomor telepon
dari orang yang yang dengan siapa Anda ingin berhubungan, " tulis situs
tersebut.
Di situs tersebut juga tertulis bahwa publikasi nomor
telepon pengguna dilakukan agar publik lebih waspada terhadap pencurian data
atau fitur keamanan lain. Selain itu, peretas menyatakan, aksi mereka
dilatarbelakangi oleh keinginan agar Snapchat termotivasi untuk meningkatkan
sistem keamanan. "Snapchat memiliki keterbatasan sumber daya, namun
perihal keamanan data pengguna tidak dapat dijadikan prioritas kedua di bisnis
ini," tulis Gibson Security.
Sejatinya, tiga hari sebelum kebocoran informasi itu
dipublikasikan, Snapchat telah memposting peringatan di blog-nya. Isinya,
peringatan bahwa sebuah perusahaan keamanan cyber independen telah
mengidentifikasi kerentanan dalam fitur aplikasi. Ini memungkinkan pengguna meng-upload
buku alamat mereka dalam rangka untuk menemukan teman-teman yang menggunakan
aplikasi. Postingan di blog tersebut juga menjelaskan bahwa Snapchat telah
memperkenalkan system yang bisa mempersulit spam dan penyalahgunaan lain lebih
sulit.
Jumat lalu, 27 Desember 2013, Snapchat menyatakan lewat
blognya mengenai rencana implementasi terhadap sistem keamanan. Mereka
mengatakan, pengaturan keamanan bukanlah perkara mudah, maka tidak heran
terjadi pencurian data dan nomor telepon para penggunanya. Snapchat tidak
menyebutkan perubahan apa yang hendak mereka lakukan terkait sistem keamanan.
Akan tetapi, tindakan pengrusakan telah terjadi. Meski demikian,
langkah Snapchat yang mengakui kerentanan adalah contoh sempurna dari sebuah upaya
mencoba untuk "maju ke depan." Langkah ini membantu perusahaan dalam
mempertahankan dan meraih kepercayaan publik kembali.
Berikut adalah beberapa tips untuk diikuti jika organisasi
Anda merasakan danya krisis yang mendekat.
- Ambil tanggung jawab dan mengatasi situasi dengan cepat .
Tunjukkan kepada public bahwa Anda melakukan itu semua.
- Berusahalah untuk memimpin pembicaraan . Jangan cuma sekadar
bereaksi .
- Bahkan jika Anda tidak tahu persis rincian, beritahu kepada
masyarakat bahwa Anda bekerja dengan menyadari masalah telah diketahui dan Anda
bekerja untuk mengatasinya. Ini berarti Anda akan terus membagi informasi setiap ada perkembangan lebih lanjut
secepatnya.
- Pertimbangkan untuk membuat sebuah blog singkat atau
respon video pendek . Tambahkan link atau menanamkan Twitter feed pada homepage
dari situs tujuan Anda. Ini akan membuat pelanggan pelanggan dan media dapat
dengan cepat mendapatkan informasi terkini tentang situasi krisis yang Anda alami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar