Kekurangan bisa jadi suatu kelebihan. Tahun 2000 silam, Seven Cristol dan Peter Sealy menulis buku Simplicity Marketing – End Brand Complexity, Clutter, and Confusion. Dia menulis buku itu karena pada saat itu, pemasar membombardir konsumen dengan banyak dan semakin banyak produk dan jasa. Akibatnya, publik seakan dihinggapi kecemasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pada dekade pertama 2000an, publik mendapati sangat banyak
merek yang kemudian menyederhanakan diri. Bila semula sampo dan conditioner
terpisah, digabung menjadi satu sehingga kita mulai kenal sampo 2 in 1. Namun
hal itu tidak berlangsung lama karena tak lama kemudian kita mulai
diperkenalkan dengan produk obat batuk terpisah antara obat batuk berdahak
dengan kering.
Sekarang kita makin hidup di dunia yang semakin rumit dan mempengaruhi
hampir semua orang. Kompleksitasnya
seakan tak terbatas. Lihat saja, kalau Anda pengguna iPad atau iPhone, akan
akan menjumpai lebih dari 900.000 aplikasi di Apple App Store. Di jalanan, kita
bisa menjumpai lebih dari 241 menu pilihan cheesecake factory. Itu belum
termasuk menu makan siang. Bahkan di sebuah toko kosmetik. Sementara iTunes
memiliki perjanjian lisensi setebal 56 halaman.
Dalam Simple—Conquering
the Crisis of Complexity, Alan Siegel dan Irene Etzkorn menulis bahwa kompleksitas mengancam kesehatan dan keselamatan. Kenapa?
"konsumen sekarang mulai melawan secara spontan melalui Twitter, Facebook,
dan blog ketika mereka merasakan bahwa ada perusahaan yang main mata,” tulis
Alan Siegel dalam Simple: Conquering the Crisis of Complexity. Untuk alasan
ini, katanya, tahun 2013 harusnya menjadi "momen penting" untuk melakukan
penyederhanaan.
Siegel menulis bahwa perusahaan dapat memangkas kekacauan ini
dan menawarkan pengalaman konsumen yang lebih baik dengan mengikuti tiga
langkah proses berempati. Pertama, harus benar-benar memahami kebutuhan
pelanggan. Kedua, menyaring hal-hal paling penting tentang produk atau jasa
mereka dan menahan godaan untuk menambahkan fitur tambahan. Ketiga, mengklarifikasi
atau memberikan informasi penting dan membuat ringkasan serta mengorganisirnya dalam
satu tema.
Pada bab Distill,
Siegel dan Etzkorn mengatakan bahwa menyederhanakan adalah mengarahkan,
mengedit dan mengurangi opsi dan pilihan yang membanjiri kita. Ketika Google
memperkenalkan mesin pencari, Google bukanlah yang pertama yang menawarkan kemampuan
pencarian kepada konsumen. Tapi versi Google dengan cepat meninggalkan pesaing
di belakang. Seperti yang banyak dikatakan pengamat, kesederhanaan home page
Google merupakan daya pikat dan kunci keberhasilannya.
Tapi kenapa hanya Google yang bisa membuat halaman pencarian
begitu sederhana dan rapi? Bukankah perusahaan pencari lainnya sejatinya juga
bisa melakukan hal yang sama? Dalam kasus ini, jelas bahwa kekurangan itulah
yang lebih banyak memberikan penjelasan. Kesederhaannya seakan menampilkan
bukan hanya cerdas tetapi juga menjadi pilihan termudah bagi perusahaan yang memproduksi
halaman pencarian.
Namun pada kenyataannya menyederhanakan itu menjadi jauh
lebih sulit. Jadi bagaimana Google menahan godaan untuk tidak menambahkan dan
merepotkan penggunanya? Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan itu, mereka
mewawancarai sejumlah eksekutif di perusahaan yang berbasis di Mountain View,
California, itu dan mendapatkan beberapa yang hal mengejutkan.
Untuk menjadi yang sederhana itu, Google benar-benar
mengembangkan sistem ketat dengan pembatasan yang ketat pula atas apa saja yang
bisa dan tidak bisa ditambahkan ke dalam home page. Pimpinan Google tegas
terhadap tim kreatifnya. Dalam beberapa kasus mereka bahkan harus menentang
keinginan pelanggan. Tugas menjaga agar tetap di jalur yang melawan
kompleksitas - yang sering melibatkan keberanian untuk "mengatakan
tidak" kepada pihak-pihak atau usulan yang menginginkan fitur tambahan, polesan desain, dan potensi lain yang berpotensi
memunculkan komplikasi - sering dibebankan kepada Marissa Mayer.
Mayer menjelaskan bahwa di setiap fitur baru yang diharapkan
menjadi bagian dari home page Google, bakal fitur tersebut harus melalui tahapan
semacam "audisi." Pertama fitur tersebut diujicoba pada halaman
pencarian lanjutan Google untuk melihat bagaimana kinerjanya. Bahkan jika sebuah
ide baru menunjukkan kelayakan di pencarian lanjutan, fitur itu masih harus
melalui uji sistem penilaian yang sulit yang dikembangkan oleh Google. Sistem
penilaian unjuk kerja tersebut adalah, pertama, mereka menetapkan titik untuk
setiap perubahan dalam jenis gaya, jenis ukuran, atau warna. Kedua, mereka
menambahkan poin atas perubahan tersebut. Maksimum yang diizinkan untuk promosi
adalah tiga poin. Artinya, bila fitur tersebut memiliki kerumitan senilai lebih
dari tiga poin, fitur tersebut tidak akan digunakan.
Jadi, hanya bakal fitur yang memiliki jumlah poin paling
sedikit yang dipasang di home page. Seperti yang dikatakan Mayer, "fitur
yang memiliki poin lebih, itu berarti kurang kesederhanaannya." Google
memang konsisten fokus pada kesederhanaan dan menolak untuk disesatkan,
termasuk oleh pelanggannya sendiri. Sebagai contoh, ketika Google melakukan survei
terhadap penggunanya untuk melihat apakah mereka menginginkan hasil pencarian yang
lebih banyak pada setiap halaman, mereka mengatakan ya. Bayangkan siapa yang
tidak ingin hasil yang lebih banyak saat memilih? Tapi Google, menurut Mayer, tidak
memberikannya.
Google tahu bahwa menawarkan hasil pencarian yang lebih banyak,
berarti waktu yang dibutuhkan untuk memuatnya menjadi lebih lama. Akibatnya, hal
itu akan memperlambat kinerja dan pada akhirnya mengurangi pengguna pengalaman.
Menurut Mater, kebanyakan orang tidak menyadari hal ini. "Pelanggan sering
tidak memahami konsekuensi dari pilihan mereka. Tetapi itu adalah tugas kami untuk
melakukannya," kata Mayer. "Kami tahu bahwa sepuluh hasil pada setiap
halaman adalah jumlah yang tepat. Kami tidak mengubah itu."
Dengan kata lain, Google memiliki keberanian untuk
memberikan pelanggan kurang, bahkan ketika mereka meminta lebih. Penyederhanaan
berarti upaya mempersempit ruang lingkup yang Anda tawarkan saat Anda mencoba untuk melayani kebutuhan tersebut.
Buku ini membahas beberapa informasi yang bagus, dan isinya diilustrasikan
dalam bentuk yang sederhana. Karenanya layak dibaca, khususnya oleh mereka yang
menginginkan kesuksesan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar