Personifikasi merek (Brand Personification) dapat
membuat merek jadi lebih menarik, mudah diingat
bahkan bisa jadi alat untuk mengekspresikan dientitas dari konsumennya.
Di pasaran, banyak sudah merek yang sukses dalam membangun personifikasi. Apa
rahasianya?
Jika Anda akan membangun merek, Al Ries dan Laura Ries
memberi nasihat begini. ‘’Anda harus memusatkan usaha untuk memiliki sebuah
kata di benak konsumen Anda,’’ begitu pesan
pakar branding yang sudah menulis puluhan judul buku ini.
Al dan Laura tidak asal bicara. Jika satu merek sudah
dalam tahap ‘’memiliki satu kata’’ yang tidak dimiliki oleh merek manapun,
biasanya para pesaingnya pasti akan kesulitan untuk mengambil kata tersebut.
Satu
kata yang acap terkait dengan personifikasi merek ini, memang luar biasa
dampaknya. Volvo, misalnya. Menurut Anda personifikasi seperti apa yang termuat
pada merk Volvo? Ya, kalau Mercedes
adalah prestise, maka Volvo memiliki satu kata ‘’keamanan’’ (safety)
di benak para pembeli mobil.
Dapatkan
produsen mobil lain memproduksi mobil yang lebih aman dari Volvo? Mungkin bisa.
Banyak merek diantaranya seperti Saab dan Merceses Benz mengklaim telah
melakukannya. Tapi, dapatkan merek di luar Volvo ini merebut kata
‘’keamanan’’ terlanjur nempel di benak
konsumennya? Besar kemungkinan, tidak. Itulah dahsyatnya efek sebuah
personifikasi merek (PM).
Dengan
kata sakti ‘’keamanan’’ yang sudah kadung melekat selama 35 tahun tersebut,
Volvo telah menjadi mobil mewah Eropa dengan penjualan fantastis di berbagai
belahan dunia. Bahkan di Amerika, negeri embahnya otomotif dimana
pasarnya sudah dibanjiri merek buatan lokal yang bagus-bagus dan berkualitas,
mobil buatan Jerman ini malah berhasil mencatat penjualan tertinggi. Secara
gemilang dalam dekade lalu, mencetak penjualan sekitar 850 ribu unit mobil di
pasar Amerika. Mengungguli penjualan BMW
yang sebesar 804 ribu unit atau Mercedez Benz yang berhasil terjual sekitar 770 ribu unit mobil.
Seperti
Volvo, Harley Davidson, Kleenex, Band Aid, Coca Cola atau Rollerblade adalah
merek-merek yang bermain di pasaran Amerika yang juga terangkat lewat satu kata
khusus yang tak dimiliki merek lain yang bukan lain adalah hasil usaha
personifikasi merek yang dibangun di produsen secara konsisten selama sekian
tahun sehingga menancap erat di benak masyarakat konsumen.
Harley,
merek produk moge (moter gede) tak dapat disangkal bisa mengekspresikan kata
‘’kejantanan’’. Kleenex, misalnya, memiliki kata yang mewakili katagori produk,
yakni ‘’tisu’’. Saking top of mind-nya
personifikasi merek ini di otak konsumen, sampai-sampai di Amerika tisu
merek apapun dipanggil dengan sebutan Kleenex.
Hal yang sama terjadi pada Coca Cola dengan cola-nya, Band Aid dengan
plester lukanya, juga Rollerblade dengan sepatu luncurnya. Jadi jangan aneh, jika mendengar kalimat ABG
di negeri Paman Sam mengatakan,’’ beli rollerblade merek anu yukkk.’’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar