Ini memang spektakuler. Untuk pertama kalinya, penjualan perdana sebuah smartphone tidak dilakukan melalui outlet melainkan online. Adalah Smartphone Xiaomi yang melakukan penjualan dengan sistem adu cepat dalam transaksi online (flash sale).
Sebetunya, penjualan melalui flash sale ini adalah kali ketiga untuk merek Xiaomi. Akan tetapi kali pertama untuk smartphone baru. Pada 18 September 2014, Lazada membuka penjualan online (Flash Sale) bagi smartphone pertama Xiaomi yang masuk ke Indonesia, Redmi 1S.
Ini adalah kali ketiga website e-commerce itu melakukan Flash Sale, dengan tingkat penjualan yang semakin baik. Di sesi pertama, walau sempat terkendala kerusakan sistem, Lazada berhasil menjual 5.000 device Redmi 1S dalam waktu 7 menit. Di sesi kedua, masalah sistem sudah bisa teratasi, dan 10.000 device Redmi 1S habis dalam waktu 12 menit. Kemarin, di sesi ketiga, 10.000 Redmi 1S langsung habis hanya dalam waktu 6 menit, Wow!
“Periode pertama lima ribu unit dalam enam menit, periode kedua 10 ribu unit dalam 12 menit, dan terakhir 18 September kami jual 10 ribu dalam 12 menit,” kata Senior Vice President Marketing and Bussiness Development Lazada, Andry Huzain, Sabtu (20 September 2014 ) di Jakarta.
Ini adalah kali ketiga website e-commerce itu melakukan Flash Sale, dengan tingkat penjualan yang semakin baik. Di sesi pertama, walau sempat terkendala kerusakan sistem, Lazada berhasil menjual 5.000 device Redmi 1S dalam waktu 7 menit. Di sesi kedua, masalah sistem sudah bisa teratasi, dan 10.000 device Redmi 1S habis dalam waktu 12 menit. Kemarin, di sesi ketiga, 10.000 Redmi 1S langsung habis hanya dalam waktu 6 menit, Wow!
“Periode pertama lima ribu unit dalam enam menit, periode kedua 10 ribu unit dalam 12 menit, dan terakhir 18 September kami jual 10 ribu dalam 12 menit,” kata Senior Vice President Marketing and Bussiness Development Lazada, Andry Huzain, Sabtu (20 September 2014 ) di Jakarta.
Berdasarkan data penjualan berbagai merek ponsel di Lazada, kata Andry, ponsel berharga murah dan memiliki spesifikasi tinggi merupakan yang paling banyak dicari oleh pembeli. “Trennya sekarang orang cari ponsel low-cost, tapi spesifikasinya tinggi. Orang beli Xiaomi karena murah, tapi spesifikasinya setara dengan ponsel Rp5 jutaan,” kata Andry.
Andry juga menambahkan, ponsel berharga murah dan berspesifikasi tinggi lainnya seperti Motorola Moto G juga banyak diminati oleh pembeli. Salah satu pembeli ponsel Xiaomi di Lazada, Septi Ambarwati, mengaku tertarik membeli ponsel asal Tiongkok itu karena alasan tersebut. “Harganya murah, spesifikasinya sudah tinggi,” ujar Septi.
Di tempat terpisah, pengamat teknologi Teguh Prasetya mengatakan masyarakat Indonesia lebih tertarik dengan produk berharga murah. “Ini karena value for money, yang kedua spesifikasi Xiaomi sudah tinggi, dan produk itu lagi tren di luar negeri,” ujar Teguh ketika dihubungi.
Namun, Teguh mengemukakan, jumlah penjualan Xiaomi di Lazada bukanlah penjualan yang sebenarnya. “Ini bukan real demand, yang beli bukan pengguna saja, tapi juga orang yang beli untuk dijual lagi,” ujar dia.
Perusahaan “mobile internet” asal Tiongkok yang baru berdiri sekitar empat tahun lalu, Xiaomi, memang menerapkan strategi pemasaran melalui media sosial. “Soal strategi pemasaran, kami menggunakan media sosial,” ujar Vice- President Xiaomi Global, Hugo Barra, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (27 Agustus 2014).
Entah sengaja atau tidak, dari awal, Xiaomi memang telah menjadi pembicaraan publik. Ini karena desainnya dan speknya yang dianggap menjiplak iPhone. Namun menurut salah seorang pembelanya, Xiaomi dan iPhone berbeda. Bila bahan iPhone semua terbuat dari kaca dan logam; Xiaomi terbuat dari plastik murni.
“Sebagai seseorang yang memiliki iPhone, kemudian beralih ke Xiaomi, dan baru-baru ini pindah kembali ke iPhone, saya merasa cukup percaya diri mengatakan bahwa ponsel memiliki tampilan keseluruhan yang sangat berbeda dan berasa. Jika Xiaomi sedang mencoba untuk membuat smartphone dengan menyalin desain iPhone, seperti Barboza yang menyarankan di sini, itu benar-benar mengerikan di penyalinan,” tulisnya (http://www.techinasia.com/york-times-xiaomi-wrong/)
Hugo mengungkapkan, media sosial merupakan sarana yang bagus untuk memperkenalkan produk-produk Xiaomi. Tak hanya itu, melalui media sosial, menurut dia, berbagai keluhan, pertanyaan para pengguna seputar produk pun dapat segera dicarikan solusinya.
Di samping media sosial, lanjut Hugo, Xiaomi juga akan memasarkan produk melalui acara-acara yang mereka gelar, seperti yang mereka terapkan sebelumnya di India.
Hugo mengatakan, di samping fokus memasarkan produk, ia juga berniat membuat merek lokal di negara-negara yang menjadi target pasarnya, termasuk di Indonesia. “Kami tak hanya berniat menjual produk,…Kami juga ingin membangun merek lokal, termasuk di Indonesia,” katanya.
Xiaomi kini resmi memasuki pasar Indonesia. Pada 4 September lalu, Xiaomi merilis smartphone nya, Redmi 1S, di pasaran di Indonesia dengan sistem penjualan online.
Sejumlah toko di pusat perbelanjaan elektronik ITC Roxy Mas, Jakarta Barat menjual smartphone Xiaomi. “Kami sudah menjualnya sekitar seminggu terakhir karena banyak pengunjung yang ingin beli, atau sekadar bertanya,” kata karyawan Sahara Celullar Ira Kosasih, Kamis (11 September 2014).
Ia mengatakan bahwa dalam sehari smartphone Xiaomi terjual dua atau tiga unit. “Walaupun enggak sebanyak Android lain seperti Samsung, tapi handphone Xiaomi ada aja yang terjual setiap harinya,” katanya.
Ia mengatakan bahwa kebanyakan konsumen belum mengetahui bahwa smartphone asal Tiongkok tersebut tidak hanya dijual secara online, tetapi juga sudah tersedia di pusat perbelanjaan. “Kami mendapatkan barangnya dari supplier, tapi ada juga beberapa pemilik toko yang membelinya dari Lazada kemudian menjualnya lagi,” ujar wanita yang bekerja di toko tersebut sejak 2010.
Sementara supervisor toko Neocom Celullar Triana mengatakan hal yang sama, bahwa Xiaomi memang sudah dapat dibeli langsung oleh masyarakat. “Sudah ada yang beli, tapi belum terlalu banyak, karena belum banyak yang tahu,” katanya.
Meskipun tidak menyediakan Xiaomi di tokonya, Triana tetap melayani pembeli dengan mendapatkannya dari supplier.
Ia mengatakan bahwa harga smartphone Xiaomi di ITC Roxy Mas tidak terlalu jauh berbeda jika dibandingkan dengan harga secara online. “Lebih mahal sekitar Rp25 ribu hingga Rp50 ribu dengan yang di Lazada, karena kan tidak ada ongkos kirim juga,” katanya.
Namun hal berbeda disampaikan karyawan Central Celullar Indra Saharja, yang mengatakan bahwa di tokonya tidak menyediakan smartphone Xiaomi. “Saya belum melihat produknya, mungkin karena masih sangat baru,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar