Persaingan dan perkembangan teknologi telah mempercepat
evolusi pemasaran yang berfokus produk ke layanan yang juga berevolusi. Dalam
beberapa dekade terakhir, terjadi pergeseran fokus manajemen produk dan merek untuk membangun hubungan pelanggan pemasaran dan akhirnya menciptakan
pengalaman pelanggan yang menarik melalui strategi experiential marketing.
Dalam bahasa Kotler (2003), saat ini terdapat dua jenis
pemasaran, pemasaran tradisional dan pemasaran modern. Pemasaran modern telah
mengambil alih pemasaran tradisional karena menekankan pada konsep pengalaman
pelanggan dan experiential marketing.
Kotler (2003) juga menyebutkan bahwa saat ini semakin banyak
merek atau perusahaan yang mengembangkan citra non rasional ini. Mereka meminta
masukan dari psikolog dan antropolog untuk membuat dan memperbaiki pesan untuk
membuat sentuhan jiwa yang mendalam bagi konsumen. Holbrook (2000) percaya
bahwa ketika pasar memasuki periode pemasaran pengalaman, fokus utama akan
berubah dari kinerja produk untuk pengalaman hiburan.
Dengan kata lain, perbedaan utama antara pemasaran
tradisional dan pemasaran modern terletak pada fokusnya. Bila pemasaran
tadisional tradional berfokus pada fitur produk dan benefitnya, pemasaran modern
berfokus pada pengalaman pelanggan secara menyeluruh.
Cakupannya juga berbeda. Bila pemasaran tradisional
cakupannya sempit karena berfokus pada produk dan konsumsi, pemasaran modern
menekankan pada situasi sdan suasana mengkonsumsi secara lebih luas dalam konteks
sosial budaya. Ini karena pemasar modern melihat bahwa model keputusan
pembelian konsumen sekarang lebih bersifat emosial – dala arti mempertimbangkan
masalah perasaan, fun, dan fantasi – ketimbang rasional.
Inilah yang membuat pendekatan pemasarannya menjadi berbeda.
Bila dalam pemsaran tradisional pendekatannya lebih pada hal-hal yang bersifat
analitis, verbal dan kuantitatif, maka pendekatan pemasaran modern lebih pada
hal-hal yang sifatnya visual intuitif meski tetap memperhatikan hal-hal yang verbal
dan elektik.
Sabtu lalu misalnya, Domino’s Pizza membuka gerai barunya di
Tangerang City. Berbeda dengan konsep gerai-gerai sebelumnya, kali ini
menghadirkan konsep gerai Teater Pizza, yang menyajikan kepada konsumen sebuah
experiential.
Desain storenya ‘lebih mengundang’ dan memberikan suasana
yang lebih kondusif bagi pengunjung. Sekarang, staf dan kru store seakan
berinteraksi dengan pelanggan. Posisi kru yang menghadap ke luar dan pintu saat
membuat pizza seakan mengucapkan selamat datang dan menyambut pelanggan.
"Ini pengalaman yang jauh lebih menarik," kata
Merrill Pereyra, Chief Executive Officer Domino’s Pizza Indonesia. Pelanggan
dapat melihat pizza mereka dibuat secara langsung di depan mata mereka sendiri,
sekaligus mencium aroma pizza yang baru saja keluar dari oven, dan dapat
menikmatinya selagi hangat. "Pelanggan bisa duduk, bersantai dan menonton
pizza mereka yang dibuat, dan ada papan tulis untuk anak-anak bahwa mereka
telah benar-benar datang untuk menikmati."
Gerai di Tangerang City, Jakarta ini menjadi gerai Domino’s
Pizza ke-58 di Indonesia. Sejak Domino’s Pizza dibuka untuk pertama kalinya
enam tahun lalu di Indonesia, Domino’s Pizza terus menjalin hubungan emosional
yang mendalam dengan menawarkan pizza lezat dengan harga terjangkau.
Gerai baru Domino’s Pizza ini juga siap menghadirkan para
seniman pembuat pizza yang menampilkan proses pembuatan pizza termasuk atraksi
pelemparan adonan ke udara hingga meracik bumbu dan bahan-bahan berkualitas
tinggi. Konsep ini telah diterapkan di beberapa negara dan mendapatkan antusiasme
tinggi dari konsumen. Kini, konsumen di Indonesia juga dapat menikmati
pengalaman menarik ini di gerai-gerai Domino’s Pizza.
Ritch Allison, Presiden Domino’s Pizza Internasional, dalam
seremoni pembukaan gerai terbaru di Tangerang City tersebut, menegaskan
pentingnya pasar Indonesia bagi Domino’s secara global. “Dengan jumlah populasi
250 juta orang dan terus bertumbuhnya kelas menengah ke atas yang mendorong
tingginya konsumsi di dalam negeri dan perekonomian yang sehat, Indonesia akan
menjadi pusat pertumbuhan Domino’s di Asia Pacifik dan dunia.”
Merrill Pereyra, Chief Executive Officer Domino’s Pizza
Indonesia mengatakan bahwa pertumbuhan Domino’s di Indonesia sangat baik. “Kami
mengalami pertumbuhan dua digit selama dua tahun berturut-turut di gerai yang
sama. Sebagai salah satu pasar Domino’s yang terus berkembang, kami akan
melanjutkan pertumbuhan ini selama tiga tahun ke depan termasuk dengan membuka
gerai-gerai baru.”
Di luar itu, Domino’s telah meluncurkan platform Online
Ordering untuk memfasilitasi konsumen yang ingin memesan Domino’s di mana pun,
kapan pun, baik lewat internet maupun telepon seluler. “Domino’s Pizza terdepan
di bidang digital untuk industri pizza di dunia,” kata Pereyra.
Dengan meningkatnya pemakaian internet dan jumlah ponsel di
Indonesia, platform ini akan menawarkan kemudahan dan kenyamanan pada konsumen
hanya dengan satu klik di mouse komputer atau satu sentuhan di layar. “Hari
ini, dengan bangga kami mengumumkan peluncuran aplikasi iPhone yang merupakan
pertama kalinya di Indonesia, sementara aplikasi untuk Android akan dapat
diunduh akhir tahun nanti.”
Domino’s Pizza menawarkan 30% diskon spesial untuk pilihan
Specialty di setiap pembukaan gerai. Sebagai tambahan, Domino’s Pizza juga
menawarkan serangkaian pilihan menarik melalui Value Deals, Pizza of the Day,
dan Cheaper 2 Days yang sudah sangat populer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar