Cukup sering, orang dibingungkan
oleh istilah strategi dan taktik. Seringkali orang mempertukarkan penggunaan dua
istilah tersebut dalam perencanaan. Padahal sebenarnya, kedua istilah itu
berbeda. Ambil contoh strategi bersaing. Menurut pakar strategi Michael Porter,
strategi bersaing itu berbicara tentang bagaimana sesuatu menjadi berbeda. Ini
berarti tentang pilihan seperangkat kegiatan yang berbeda untuk memberikan
campuran nilai yang unik.
Jauch dan Glueck (1996)
mendefinisikan strategi sebagai rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu
yang mengkaitkan keunggulan perusahaan dengan tantangan lingkungan lingkungan
dan yang dirancang untuk memastikan tujuan utama perusahaan dapat dicapai
melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.
Sementara Fred Nickols
(2000) menunjukkan bahwa strategi adalah jembatan antara kebijakan atau tujuan di
satu sisi dan taktik atau tindakan nyata di sisi lain. Pengambilan keputusan
taktis, di sisi lain, lebih memfokuskan pada tindakan sehari-hari dan karena
itu cenderung lebih berorientasi respon. Tanpa sstrategi, keputusan taktis bisa
membuat program dan kampanye public relations misalnya berjalan tanpa tujuan,
kurang arah atau tidak mengetahui apa yang ingin dicapai.
Gamabarn itu memberikan
acuan bahwa strategi adalah tentang “apa" yang merupakan bagian dari suatu
persamaan yang membantu Anda menjawab pertanyaan tentang "apa yang kita
capai?" Namun desain bisnis Anda mungkin tidak berlaku selama. Sebab dalam
perjalannya, bisnis mungkin mengalami trade-off,
misalnya pada sisi bagaimana Anda memposisikan bisnis Anda dengan pelanggan dan
pesaing.
Realitasnya, setiap
bisnis memiliki sumber daya yang terbatas, tapi di sisi lain perusahaan harus dan
menyesuaikan dirinya dengan lanskap persaingan. Semakin Anda fokus ke satu hal,
semakin sedikit yang bisa Anda lakukan untuk yang lain. Konsep ini mengarah
pada taktik, atau bagian tentang "bagaimana" dari persamaan. Taktik membantu
Anda menjawab pertanyaan, "Bagaimana kita akan mencapai tujuan kita?"
Dalam tulisannya di Advertising Age , 3 Mar 2008, Al Ries
menyatakan bahwa inovasi harus dilihat sebagai taktik, bukan strategi bisnis.
Setiap perusahaan yang sukses membutuhkan strategi branding. Namun demikian,
kesuksesan itu mungkin memasukkan inovasi. Dalam posisi ini innovasi dilihat
sebagai taktik yang harus digunakan
untuk mendukung strategi branding perusahaan.
Pada akhirnya, cara
yang baik untuk berpikir tentang perbedaan antara keduanya adalah bahwa
strategi sebagai panduan bagi serangkaian tindakan yang dilakukan berbagai
departemen atau tim akan melakukannya. Dalam kaitan ini, gagasannya adalah untuk menyamakan apa yang tidak akan dilakukan
dengan apa yang akan dilakukan. Sebagai contoh, sebuah perusahaan memutuskan akan
menargetkan kelompok boomer bayi, sehingga membuat keputusan untuk tidak
menargetkan generasi lain.
Mengambil ilustrasi
yang diberikan Cutlip, Center, dan Broom (2000), strategi melibatkan keputusan
kritis dalam perang atau kampanye, seperti apakah akan menggunakan mengandalkan
misil atau bom udara. Strategi mewakili keseluruhan rencana kerja. Taktik
merupakan keputusan yang dibuat selama pertempuran.
Dalam praktek public
relations, strategi mengacu pada keseluruhan konsep, pendekatan, atau rencana
umum untuk program yang dirancang guna mencapai tujuan. Sementara taktik
mengacu pada tingkat operasional, yaitu kejadian actual, media, dan metode yang
dipakai utuk mengimplementasikan strategi.
Sebagai contoh, Cutlip
dkk mengilustrasikan keberhasilan Wisconsin Milk Marketing Board (WMMB) yang
berhasil lolos dari referendum. Ceritanya, WMMB ingin memenangkan dukungan perusahaan
produsen susu untuk meningkatkan promosi
dari lima menjadi 10 persen dari setiap 100 pon susu yang dihasilkan.
Kongres mengharuskan
para peternak diseluruh negeri agar menyumbangkan 15 sen dari setiap 100 pon susu
yang mereka jual untuk penelitian dan promosi produk susu. Pembgiannya, 5 sen
untuk National Diary Promotion and Research Board, dan 5 sen masuk ke
organisasi-organisasi negara bagian atau regional. Sisanya yang disebut sebagai
middle nickel, keputusannya diserahkan ke peternak untuk memilih organisasi
lainnya.
WMMB ingin agar
peternak memilih WMMB untuk mendapatkan 5 sen sisanya tadi. Untuk itu, WMMB
melancarkan strategi meningkatkan kepercayaan produsen bahwa WMMB mampu
membangun pasar produk susu Wisconsin, berhasil dalam pemasaran, penelian, dan
pendidikan serta memperoleh dukungan dari pihak ketiga yang berpengaruh.
Taktiknya antara lain
memeriksa stuffer, newletter, rapat informal, layanan informasi nomor telepon
800, menyebarkan laporan tahunan, dan stan pameran di Farm Progress Days dan
World Diary Expo. Hasilnya, 93 perrsen produsen yang memberikan suaranya dalam referendum
tersebut setuju untuk menunjuk WMMB sebagai penerima middle nickel.
Ilustrasi tersebut
menunjukkan bahwa dimensi dari strategi menyangkut tindakan mensegmentasikan
publik (segmentasi), memilih publik yang bakal menjadi fokus alokasi sumber
daya WMMB (targeting) dan pesan yang ingin disampaikan kepada publik sasaran
(posititioning).
Seringkali, dalam proses
perencanaan bisnis digunakan tiga tingkat strategi untuk membantu mereka agar tumbuh
dan menjadi berkelanjutan. Pertama, strategi tingkat korporasi. Tingkatan ini
menjawab pertanyaan mendasar tentang apa yang ingin Anda capai. Apakah
pertumbuhan, stabilitas, atau penghematan?
Kedua, strategi tingkat
unit. Tingkatan ini berfokus pada bagaimana Anda akan bersaing. Apakah akan bersaing
dengan membangun keintiman pelanggan, produk atau layanan kepemimpinan, atau
total biaya terendah? Ataukah berdasarkan pada diferensiasi?
Ketiga, strategi
tingkat pasar. Tingkat Strategi ini berfokus pada bagaimana Anda akan tumbuh.
Apakah akan melalui penetrasi pasar, pengembangan pasar, produk atau layanan
pengembangan, atau diversifikasi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar