Sekarang ekonomi masih melemah. Namun, seperti yang
ditegaskan pemerintah dalam beberapa kesempatan, kuartal kedua ini diharapkan
ekonomi mulai bergerak maju. Ini karena pemerintah menegaskan bahwa stimulus
ekononomi segera digulirkan melalui penyaluran dana APBN yang tidak terlambat.
Kedua, stimulus itu akan lebih difokuskan pada upaya
menggerakkan pasar yang mempunyai implikasi besar pada masyarakat kelas bawah
dan pedesaan. Pemerintah menggalakkan kegiatan-kegiatan padat karya sehingga
masyarakat kelas bawah secara ekonomi bergerak maju.
Ketiga, makin banyak penduduk kelas menengah yang tinggal di
cluster-cluster pedesaan dekat kota-kota besar. Konsumen ini menunjukkan sikap
yang sama dengan rekan-rekan perkotaan mereka karena mereka terhubung melalui
jejaring internet dan media sosial.
Pada 2013, McKinsey and Company melakukan studi terhadap
lebih dari 5.500 konsumen di 44 kota dan pusat-pusat pedesaan di Indonesia.
Komposisi penduduk yang masih muda, berkembang pesat dan urbanisasi, membuat
Indonesia menjadi salah satu pasar konsumen yang tumbuh paling cepat di dunia.
Penelitian McKinsey and Company terhadap penduduk perkotaan
dan pedesaan menemukan kelompok konsumen, yang jumlahnya sekitar 70 juta, yang
optimistis dengan masa depan mereka. Mereka menjadi semakin canggih dalam kebiasaan
belanja mereka dan pilihan produk. Itu sebabnya, memahami kebutuhan dan
munculnya sikap kelas baru ini dalam mengkonsumsi yang berkembang pesat, akan
menjadi penting bagi perusahaan berpikir untuk memperluas pasar mereka di
Indonesia.
Jadi bila Anda selama ini fokus di perkotaan, maka
cepat-cepat ambil langkah memperluas pasar Anda ke pedesaan, sambil tetap
menggarap pasar perkotaan. Ini karena seperti yang ditemukan dalam penelitian
McKinsey and Company, segmen pasar di pedesaan tumbuh secara signikan dan
ditaksir mencapai 15 juta (dilihat dari yang optimistis terhadap masa depan
mereka).
Mereka umumnya tinggal di cluster-cluster pedesaan dekat
kota-kota besar. Bila Anda berkunjung ke Palopo misalnya, akan jauh berbeda
bila Anda mengunjunginya lima tahun lalu. Konsumen ini menunjukkan sikap yang
sama dengan rekan-rekan perkotaan mereka. Artinya untuk memperluas pasar tadi
Anda tidak perlu terlalu banyak mengubah strategi taktik Anda. Yang perlu
dipikirkan adalah bagaimana memanfaatkan channel makin banyak pilihannya.
Saluran ritel tradisional, termasuk toko warung, toko
kelontong dan pasar becek, masih mendominasi lanskap ritel di Indonesia. Namun
demikian, pangsa pasar modern terus meningkat yang diakibatkan oleh makin
tingginya pertumbuhan toko-toko modern. Ritel modern modern ini semakin
terfragmentasi begitu konsumen – karena bombardier iklan — bergantung pada
beberapa saluran – toko-toko, hypermarket, supermarket, department store, dan
lain-lain.
Fenomena menarik lainnya adalah, di sebagian besar kategori
produk, konsumen Indonesia tidak hanya setia pada merek, tetapi juga
menunjukkan preferensi yang kuat terhadap merek lokal. Penelitian McKinsey and
Company tadi juga menemukan bahwa 75 % dari mereka yang disurvei, rata-rata,
mengatakan sudah ada merek pilihan dalam pikiran ketika mereka pergi ke toko
untuk membeli produk perawatan rumah dan perawatan pribadi. Sementara itu,
lebih dari dua pertiga mengatakan hal yang sama untuk produk makanan dan
minuman.
Konsumen Indonesia masih percaya pada perusahaan Indonesia,
bangga menggunakan merek lokal, dan percaya bahwa perusahaan lokal benar-benar
memahami konsumen Indonesia, memberikan nilai yang lebih baik atas uang yang
mereka bayarkan dibandingkan dengan merek asing. Namun, menarik untuk dicatat
bahwa itu semua hanyalah persepsi. Nyatanya, banyak perusahaan asing yang
berhasil menangkap pasar melalui lokalisasi atau strategi akuisisi. Itu yang
antara lain dilakukan Unilever dengan mengakuisisi teh Sariwagi atau Buavita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar