Pemain bisnis eceran terus mencari perbedaan, tidak terkecuali
Target. Peritel terbesar kedua ini membuka toko-toko kecil di kawasan perkotaan
yang padat seperti New York dan kampus untuk menarik pelanggan baru. Target
berusaha mendistrupt diriya sendiri dan belajar mengubah cara memilih lokasi
secara tradisional.
Dulu, tim real estat Target fokus untuk menemukan ruang
untuk mengakomodasi "prototipenya yang ukurannya dan tata letak toko yang
kaku." Kini, gagasan itu diubah. "Hari ini ketika kita menemukan
ruang yang tersedia di lingkungan yang menarik, kita merancang sebuah toko yang
sesuai dengan ruang yang ada," kata Chief Operating Officer Target, John
Mulligan. Hasilnya, toko-toko kecil tersebut menghasilkan penjualan yang lebih
tinggi per satuan luas dan tingkat margin kotor yang lebih tinggi dari
rata-rata.
Design sebuah
outlet memberikan pengaruh yang cukup besar, baik harapan maupun pengalaman.
Harapan muncul saat konsumen mendegar tentang outlet tersebut. Kemudian,
pengalaman terjadi saat konsumen melihatnya.
Itu sebabnya, di
kebanyakan outlet modern, desain sebuah outlet itu seperti sebuah cerita yang
baik. Cerita tersebut harus in-line dengan pesan yang disampaikan kepada calon pengunjung
sebelum merek berada di lokasi. Sehingga, ketika mereka mengunjungi outlet yang
mereka dengar tersebut, mereka benar-benar merasa bahwa ”Wow... ruar bia.”
Idealnya, setiap
toko mempunyai sebuah sekuen awal, tengah, dan akhir. Begitu masuk ke sebuah
toko, konsumen akan menangkap sebuah pesan yang menciptakan harapan karena
menangkap sebuah janji. Janji yang ditangkap pengunjung saat berada di depan
toko seperti, “Semua yang ada di toko
ini harganya murah.” Atau “Toko ini canggih.” Atau “Toko ini keren.” Karena
itu, pintu masuk toko yang bagus seyogyaya menarik, memberi petunjuk, dan
menggoda.
Saat ini,
marketing event masih dipercaya sebagai titik kontak yang bisa menggetarkan
titik kontak lainnya. Melalui event, pemasar bisa mengintegrasikan sebagian
besar kegiatan marketing communications pada saat yang bersamaan. Itu
alasannya, agar suatu event mampu mampu menggetarkan titik-titi lainnya, strategi
untuk memberikan pengalaman melalui event tidak hanya melibatkan sebuah peristiwa
yang berdiri sendiri.
Brown (2001)
menunjukkan, terdapat tiga tahap untuk menyampaikan pengalaman merek. Pertama,
kelompok sasaran harus 'diundang' untuk ambil bagian, atau mengambil suatu
kepentingan dari sebuah pengalaman yang ingin diberikan suatu merek. Undangan ini dapat menggunakan media massa
tradisional atau pemasaran langsung untuk memaksimalkan kesadaran pengalaman.
Integrasi dan
koordinasi dengan alat komunikasi lain yang penting untuk memastikan bahwa
pesan tersampaikan secara konsisten. Untuk memberikan undangan kepada calon
pelanggan , undangan bisa dikirim melalui berbagai media dan perlu diulang
beberapa kali sampai hari event. Misalnya, jika rincian calon peserta
diketahui, penjualan lewat telepon dapat digunakan untuk menindaklanjutinya.
Menginformasikan
target pasar peristiwa itu terjadi dengan menggunakan media kisaran yang
ditargetkan dengan baik untuk menjangkau khalayak yang diinginkan juga dapat
memastikan bahwa peristiwa tersebut memiliki dampak yang mencapai lebih luas
dari sekedar orang-orang yang hadir.
Kedua, pengalaman
itu sendiri. Pada tahap ini, penonton menanggapi secara emosional keterlibatan
mereka dengan merek. Karena itu, diperlukan kesigapan pribadi untuk memberikan
nilai lebih dan interaktif secara kreatif. Ini biasanya dilakukan dengan menggunakan
teknik-teknik pemasaran langsung, promosi penjualan, website dan, tentu saja,
peristiwa itu sendiri.
Sebagai kegiatan
promosi, event cenderung memiliki jumlah peserta yang terbatas. Disini
identifikasi target pasar adalah penting. Mereka yang hadir harus prospek
terbaik dari sisi tujuan. Ini berarti dalam targetting, pemasar harus memilih, pemimpin
opini yang akan menyebarkan berita, pelanggan yang telah menunjukkan minat dan
cenderung untuk membuat keputusan pembelian pada acara atau pelanggan baru yang
belum menjadi konsumen merek.
Kombinasi yang mungkin
berguna adalah dengan menggabungkan pelanggan yang ada yang telah puas
menggunakan produk dengan pelanggan
potensial baru di acara tersebut. Pelanggan yang happy ini kemudian digunakan
sebagai advokasi untuk memperkuat kredibilitas merek pada pesan promosi yang
pemasar lakukan. Dengan demikian para pemimpin opini, pelanggan yang puas akan
mengamplitudo event dan merek kepada calon pelanggan lain yang mungkin tidak
hadir pada acara tersebut.
Dari sisi
kreativitas acara, sebuah pemahaman yang mendalam tentang karakteristik dan
preferensi sasaran diperlukan sebelum proses kreatif dapat dimulai. Konsep
acara sejatinya dibangun berdasarkan atas pemahaman pelanggan dan karakteristik
brand. Dengan kata lain, dalam membuat
acara, di satu sisi harus sesuai dengan keseluruhan strategi positioning merek
dan kampanye komunikasi, di sisi lainnya untuk memberikan pengalaman yang unik
dan menarik untuk kelompok sasaran.
Agar suatu
pengalaman memiliki efek yang tidak biasa kebanyakan harus menggunakan setting
yang tidak biasa, timings dan kegiatan. Cara harus memasukkan penggunaan ambient media. Tahap ini pentig karena
begitu suatu peristiwa menghasilkan pengalaman yang luar biasa bagi seseorang, akan menghasilkan lebih dari mulut ke mulut
dan perhatian media.
Tahap terakhir
adalah -- untuk memaksimalkan pengalaman kepada peserta dan non-peserta –
komunikasi harus tetap dilakukan baik melalui public relations, kampanye
melalui media secara terpadu dan pemasaran lanjutan. Tujuannya adalah untuk
membangkitkan kembali memori yang sudah tertanam di benak orang-orang yang
terlibat dalam perstiwa itu. Ingatan pengalaman positif atau negatif positif akan membangkitkan
seseorang untuk bercerita kepaa yang lain.
Selama dan
setelah pelaksanaan acara tersebut, untuk meningkatkan nilai dan pengaruh
pengalaman yang telah didapat, komunikasi perlu terus dilakukan melalui penggunaan
public relations, website dan promosi penjualan. Ini dapat membantu keterlibatan
non-peserta, untuk mendorong pasca-event minat merek dan menciptakan minat pada
event lain yang kemungkinan diselenggarakan lagi. Selain itu, acara itu sendiri
harus dirancang agar dapat dengan berbagai macam cara -- melalui
keberhasilannya, keunikannya, atau keterlibatan selebriti, agar dapat membangkitkan
minat media untuk menggamplitudo kegiatan tersebut.
Sangat penting
bahwa setiap acara promosi dievaluasi secara menyeluruh dengan mengacu pada tujuan
yang ditetapkan. Evaluasi tidak hanya mencakup penilaian dari peristiwa itu
sendiri tetapi terutama harus fokus pada efek komunikasinya. Peserta mungkin mengapresiasi
acara yang dihadirinya. Akan tetapi, seberapa besar acara tersebut memberikan efek
pada sikap mereka terhadap merek, juga harus dievaluasi.
Mengevaluasi
dampak komunikasi berarti melibatkan pelacakan peserta paska pertemuan.
Tujuannya, untuk memastikan sikap dan perubahan perilaku, serta pembicaraan dari
mulut ke mulut yang dihasilkannya. Selain itu, evaluasi juga mencakup
pengukuran dampak lebih luas yang dicapai melalui publisitas tambahan dan
kegiatan terkait lainnya.
Evaluasi
efektifitas acara bisa dilakukan oleh organisasi itu sendiri, manajemen acara
perusahaan atau agensi kreatif yang terlibat dalam acara tersebut atau oleh
para peneliti independen. Namun yang pasti, evaluasi haruslah menyeluruh,
sistematis dan, di atas semua, harus objektif jika evaluasi itu dijadikan dasar
dalam perencanaan kampanye berikutnya.
Gambaran itu
mengimplikasikan bahwa peristiwa sebagai kolaborasi antara acara promosi dan
media yang terkait merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari marketing berbasis
pengalaman yang sukses. Tidak
ada cara yang lebih baik untuk menciptakan sebuah pengalaman emosional untuk
audiens target selain melalui acara yang unik yang bergerak, melibatkan,
menghibur dan mendidik pelanggan, serta mengekspos mereka melalui media untuk meningkatkan
penjualan merek.
Keputusan untuk
menggunakan kegiatan promosi dalam bauran komunikasi harus didasarkan pada
penelitian yang menyeluruh. Ini untuk memastikan apakah mereka cocok untuk
pasar target dan apakah mereka akan memberikan efek yang diinginkan sesuai
dengan anggaran yang tersedia. Setelah keputusan untuk terus maju telah dibuat
jelas, tujuan harus ditetapkan untuk event atau acara yang cocok di dalam dan
melengkapi keseluruhan tujuan organisasi komunikasi. Ini juga termasuk angka target kehadiran,
termasuk peserta yang termasuk jenis tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar