Saat ini, konsumen menginginkan merek tetap membantu mereka memberikan informasi. Di sisi lain dengan makin seringnya orang menentukan sendiri merek dan kapan merek yang akan mereka beli, perusahaan kini dipaksa untuk tidak hanya sekedar menyediakan produk atau jasa, tapi juga informasi yang mendidik.
Membantu konsumen tetap up to date pada topik yang penting bagi mereka juga merupakan kunci dalam membangun interaksi. Ini diikuti anggapan bahwa informasi yang up to date bisa menghibur, menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari, dan menginformasikan konsumen tentang produk dan perusahaan. Konsumen relatif tidak tertarik pada merek yang mencoba untuk bertindak seperti teman-teman mereka.
Dengan mengedukasi konsumen topik seputar produk dan merek, maka konsumen akan merasa lebih terlibat secara emosional dengan merek terseut. Disinilah public relations berperan sehingga dalam beberapa tahun mendatang industri public relations bakal berkembang.
Perusahaan riset IBIS World memperkirakan beberapa faktor yang menyebabkan pertumbuhan industri PR di tahun-tahun mendatang. Industri PR diperkirakan tumbuh rata-rata 5,7% per tahun menjadi $ 12,800 miliar selama periode 2010-2015. Lonjakan ini berkaitan dengan peningkatan permintaan oleh perusahaan-perusahaan yang ingin agar perusahaan PR menangani interaksi perusahaan sehari-hari dengan konsumen dan pers di situs media sosial mereka seperti Facebook dan Twitter.
Pergeseran paling baru dalam praktek PR dari penggunaan media tradisional ke media yang lebih langsung (media sosial) melahirkan perusahaan-perusahaan PR yang mengkhususkan diri dalam atau meluncurkan divisi yang ditujukan utnuk menangani blog, situs jejaring sosial, media mobile dan podcast. Di Amerika Serikat, menurut IBIS, lebih dari empat diantara lima dari perusahaan PR mengantisipasi peningkatan kerja media digital dan media sosial di masa depan.
Pentingnya media sosial bagi para profesional Public Relations baik sebagai suplemen atau menambah strategi yang ada, menandakan sebuah evolusi dalam peran PR yang terjadi selama beberapa tahun terakhir. PR specialists merupakan satu diantara praktisi PR yang pertama yang memahami kekuatan media sosial. Wajar jika mereka kini menjadi pemimpin dalam ruang sosial.
Seiring dengan meningkatnya pekerjaan menangani konten website, semakin banyak PR pro yang bertanggung jawab atas perusahaan dan kehadiran perusahaan di media sosial klien. Pergeseran bertahap menuju, apa yang pakar industri sebut ‘rilis media social (social media release) menunjukkan bagaimana bentuk siaran pers tradisional berubah.
Menurut David McCulloch, direktur hubungan masyarakat Cisco Systems, “Siaran pers masa depan akan memberikan konten dalam bentuk teks, video, SMS, mikroblog dan bentuk podcast, pilihan perangkat, kapanpun pembaca memutuskan membaca, dan sebaiknya siaran pers itu dikuatkan dan terbuka untuk dinilai oleh sumber- sumber terpercaya. ”
eMarketer memperkirakan pendapatan media sosial PR serta biro iklan meningkat sejak tahun 2011. Temuan dari studi yang dilakukan Transworld Advertising Agency Network bersama Worldcom Public Relations Grup memberikan gambaran bahwa pada tahun 2010, 28% perusahaan PR mengatakan bahwa antara 15 -33% dari pendapatan mereka berasal dari media sosial. Jumlah ini meningkat sebesar 44% pada tahun 2011. Penelitian sekaligus mengukuhkan bahwa agen iklan, industri PR lebih efektif dalam memanfaatkan media sosial.
Media sosial akan terus menjadi bagian pendapatan yang besar bagi perusahaan public relations, bersama pendapatan dalam memberikan kontribusi pada pemikiran strategi jangka panjang perusahaan. Sebagai disiplin ilmu yang berbeda dengan pemasaran, public relations bekerja sama dalam pemanfaatan media sosial agar dapat meningkatkan efektivitas jangkauan media sosial untuk klien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar