Apa yang Anda lakukan
bila merek Anda terbelit prasangka stigma yang tidak Anda inginkan? Stigma seringkali dikaitkan dengan seseorang yang memiliki cacat moral dan
karena itu harus dihindari, khususnya di tempat umum. Bayangkan bila itu
terjadi pada merek Anda. Bila stigma melekat pada merek Anda, besar peluang penjualannya
turun.
Itu yang terjadi pada merek
mobil Volvo Australia pada awal 2000an. Pada awal 2003, Volvo Australia menghadapi
persoalan menurunnya penjualan dan pangsa pasar. Pangsa pasar Tipe S40 dan V40 melorot
dari 2,8% pada di tahun 2002 menjadi 1,0% pada tahun 2003 dan dari 1,2% pada
tahun 2002 menjadi 0,7% pada tahun 2003. S60 juga memiliki menderita slide di
pangsa pasar dari 2,5% pada tahun 2002 menjadi 1,6% di 2003. Volvo XC 70 telah
merosot dari 10,4% dari pangsa pasar pada tahun 2002 menjadi 5,7% pada tahun
2003 (Polk Otomotif Intelijen, 2004). Merek ini jelas dalam kesulitan di
Australia.
Pada saat yang sama,
reputasi internasional Volvo sebagai mobil untuk keselamatan dikenal baik di
Australia. Reputasi ini justru kontra produktif bagi Volvo karena kemudian
berkembang mitos di Australia bahwa pengemudi Volvo berbahaya, terutama
pengemudi yang usianya lebih tua dan yang membeli Volvo karena memberi kesempatan
lebih baik untuk melakukan praktek mengemudi buruk daripada kendaraan lain baik
untuk anak atau keluarga atau mereka sendiri.
Banyak orang Australia
memandang mobil sebagai boxy dan kurang gaya (Shoebridge, 2003). Volvo sendiri
mengakui bahwa di Australia mobil Volvo dipandang sebagai mobil yang "membosankan,
mobil boxy yang dikemudikan oleh
orang-orang yang susah diatur, dan driver-driver yang susah diprediksi"
(McIntyre, 2004). Persepsi ini kemudian memunculkan ungkapan “Bloody Volvo
drivers,” ungkapan yang lebih sebagai suatu cemoohan ketimbang punjian.
Dengan demikian ada dua
masalah yang dihadapi Volvo Australia. Yang pertama adalah bagaimana
meningkatkan penjualan, dan kedua, mempertahankan citra keamanan yang sejak
awal telah menjadi ciri khas merek Volvo. Tugas ini tidak mudah bagi perusahaan
karena image keselamatan Volvo telah melahirkan mitos urban di Australia yang
memunculkan image bahwa driver Volvo itu 'masalah' bagi pengguna jalan lainnya.
Asosiasi merek sendiri tercemar, sehingga pengelola Volvo Australia ingin
menghapus image bloody Volvo driver dari
benak masyarakat otomotif Australia.
Lalu bagaimana mereka berusaha
mencapai perubahan persepsi ini? Dalam tulisannya, Associate Professor Göran
Svensson (School of Business, Halmstad University, Halmstad, Sweden), Associate
Professor Greg Wood (Bowater School of Management and Marketing, Deakin
University, Australia) dan Michael Callaghan (Bowater School of Management and
Marketing, Deakin University, Australia) menyebutkan bahwa untuk mengatasi
stigma tersebut, Volvo menggunakan pendekatan pemasaran masokis,
suatu pendekatan yang dalam konteks pemasaran umum dianggap tidak biasa alias
melanggar pakem pakem pemasaran. Ide dasarnya mengubah citra stigma di pasar
menjadi sesuatu yang berguna dan berharga dalam kegiatan pemasaran dan bisnis. Pendekatan
pemasaran masokis berisiko tinggi. Strategi ini menantang dan menuntut merek bermain
di area penghinaan citra perusahaan itu sendiri.
Dalam konteks Volvo, perusahaan
memutuskan mencoba menghilangkan prasangka mitos urban itu melalui penggantian mitos positif dengan cara menunjukkan hal-hal yang
tidak realistis dan representatif dari sebuah merek Volvo, mobil dan pelanggannya.
Pada September 2003,
Volvo Australia meluncurkan kampanye pemasaran kontroversial yang dirancang
untuk memposisikan dan untuk merevitalisasi merek Volvo di pasar yang pertumbuhan
penjualan jatuh dan pangsa pasarnya terkikis. Kampanye hasil kreatif dari Tim Euro RSCG dan anggaran $ 3 juta ini bertujuan memperbaiki citra Volvo.
Perusahaan ingin mempertahankan
status Volvo sebagai mobil untuk keselamatan terkemuka.
Kampanye ini terdiri
tiga tahap. Yang pertama adalah menginformasikan kepada mereka yang sudah
menggunakan Volvo melalui iklan televisi yang bakal ditayangkan. Perusahaan
mengirimi mereka brosur yang mengawali kampanye itu dengan isi seperti, “tongkat
dan batu bisa mematahkan tulang Anda dan Anda tidak boleh disebut memiliki nama
yang baik". Brosur kemudian dilanjutkan dengan uraian tentang iklan yang bakal
muncul.
Brosur itu banyak
menampilkan frase seperti: "mencuri inisiatif", "melampirkan
makna baru", "beberapa hal yang dapat Anda melempar kembali",
finishing dengan "mereka inginkan". Sebuah stiker disertakan dengan
pesan, "Anda berharap Anda menjadi seorang bloody Volvo driver". Juga
ada pesan kepada para driver Volvo, "for far too long now Volvo and the
people who drive Volvo have, in Australia, been stigmatised.." Dilanjutkan,
“... kita tidak begitu saja percaya, orang-orang yang dengan cerdas memilih
mengendarai Volvo menjalankannya untuk satu tujuan (menabrakkan, red). Ini
adalah humor yang menyakitkan.”
Juga ada pesan yang
menekankan bahwa Volvo itu Bloody Fast, Stylish, Intelligent, Caring,
Innovative and Safe, sentimen yang menggambarkan kepedihan, keterusterangan dan
sesuai dengan tema iklan yang muncul di layar televisi Australia (Volvo, 2004).
Tujuan dari kampanye tahap pertama ini adalah untuk "melemahkan" stigma
pengendara Vovo itu berdarah-darah.
Selain itu, perusahaan juga
menayangkan iklan 3 x 15 detik yang dimulai 21 September 2003. iklan itu
menunjukkan seorang pengendara sepeda motor di dekat seorang perempuan dengan dengan
Volvo XC90; seorang pembelanja yang dibuat kesal oleh troli pembelanja lainnya;
dan pengendara Volvo itu harus menanggung akibat karena kurangnya perhatian
pengemudi lain. Tagline yang selalu muncul di setiap iklan tentu saja bertema "Bloody
Volvo driver". Iklan itu dirancang untuk membangun kesadaran dan
antisipasi pada tema iklan berikutnya (Volvo, 2004).
Kampanye tahap dua diluncurkan
pada pertengahan Oktober 2003. Tujuannya adalah untuk mengubah frase "
Bloody Volvo driver " menjadi kalimat positif dan meminimalkan stigma
lama, jika tidak bisa menghapusnya. Pada tahap ini diluncurkan empat iklan. Tiga
dari serial iklan tersebut berurasi 30 detik, dan iklan emporium berdurasi 15
detik.
Iklan pertama merupakan
kelanjutan dari iklan tahap satu dengan skenario sepeda motor memotong keluar dari balik truk sementara di arah
depan ada Volvo. Melalui fitur keselamatan mobil dan pengemudi keren yang kemudian
membuat pengendara sepeda motor selamat dari cedera. Iklan kedua memperlihatkan polisi
mengendarai Volvo yang memotong sebuah mobil sport Eropa di jalan bebas hambatan. Tujuannya mempertontonkan
kecepatan sebuah Volvo sambil tetap memperhatikan factor keselamatan. Iklan
ketiga memperlihatkan sekelompok pelanggan di yang terkagum-kagum ada desain AWD
Volvo S60 yang diparkir di luar sebuah toko.
Iklan yang terakhir memperlihatkanseorang balita yang duduk di jok belakang memainkan mainannya yang berisik sementaraibunya duduk di belakang setir. Sang Ibu menggapai mainan itu dan mengambilnya.
Aman tentu saja! Tagline di iklan itu berbunyi, "Bloody Volvo driver”:
even from the baby.’ Intinya ke empat iklan itu menyampaian pesan, bagaimana
merasakan “keselamatan, kecepatan, gaya dan kepuasan menjadi sopir Volvo (Volvo, 2004).
Pada Desember 2003,
pesan kampanye produk Volvo terakhir dikomunikasikan. Ini berpusat pada tema tentang
orang yang ingin menjadi driver Volvo. Iklan ini menampilkan seri baru S60R,
yang mendapat julukan dari media Italia - Automobilia Mondo, 2000 - sebagai "mobil
paling indah di dunia" oleh Italia Press (Walker, 2003). Disini dipertontonkan
kecepatan dan kapasitas mesin S60R. Taglinenya, “YOU WISH YOU WERE A BLOODY
VOLVO DRIVER!”
Lalu bagaimana hasilnya?
Dari perspektif Volvo, kampanye itu telah menghasilkan transformasi. terjadi. Riset yang dilakukan Blue Moon
Research and Planning dari 20 September sampai 29 November 2003, dengan ukuran
sampel 350 orang, menemukan bahwa 49% dari responden mengakui membaca tagline
itu. Dalam empat minggu terakhir selama program berlangsung, 80% responden
mengakui kebenaran tagline itu, dan mereka yang mempertimbangkan membeli Volvo tumbuh
dari 22% menjadi 34% (Auto Web, 2003).
Steve Blyth, managing
director Volvo Car Australia, (Auto Web, 2003) mengatakan bahwa, "kampanye
iklan yang unik itu telah menerabas batas-batas Volvo di Australia ... sekarang
saya bisa percaya diri mengatakan data penelitian terbaru ini membenarkan
keputusan kami untuk menjalankan kampanye Bloody Volvo Driver." Todd
Hallenbeck, Public Affairs Manager Volvo Car Australia, kemudian merilis angka
penjualan Volvo lokal dan global. Selama setengah pertama 2004, penjualan Volvo
di pasar internasional menunjukkan adanya peningkatan. Dibandingkan dengan 2003,
penjualan Volvo dunia -- per Juni 2004 - naik 11%. Di Australia, selama periode
tersebut penjualannya naik 28,3%
(Hallenbeck, 2004).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar