Menggantikan posisi market leader selalu menjadi
angan-angan pelaku bisnis. Tapi seberapa realistis cita-cita itu bisa dicapai,
khususnya pada 2019 ini? Dari sisi eksternal, gonjang-ganjing ekonomi global,
pilpres, disruption, dan kenormalan baru merupakan tantangan, namun di sisi
lain bisa menjadi peluang.
Ketidakpastian situasi bisnis bisa jadi membuat market
leader tidak berani bermain agresif. Ini bisa menjadi celah bagi pemain nomor dua dan tiga.
Asal bisa lebih inovatif, mereka bisa memanfaatkan momen ketidakpastian itu untuk
menyerang pemimpin pasar. .
Pemain baru biasanya lebih berani karena mereka nothing
to loose. Namun bagaimanapun, tetap saja mereka harus berhitung dan
menimbang dengan matang apa yang harus dilakukan, bagaimana serta kapan
melakukannya.
Salah satu cara yang digunakan penantang untuk menyerang
pemimpin pasar adalah dengan melakukan serangan frontal (frontal attack). Serangan
frontal berarti penantang mengimbangi produk, iklan, harga, dan usaha
distribusinya. Penantang menyerang bukan pada titik kelemahan pemimpin pasar
sehingga apakah serangan itu berhasil atau tidak tergantung pada kekuatan dan
daya tahan masing-masing.
Dengan kata lain, frontal attack, hanya bisa dilakukan
apabila pemilik merek memiliki modal yang cukup kuat. Serangan frontal ini, bisa
diwujudkan lewat penawaran harga yang sangat kompetitif seperti yang sering
dilakukan produk atau merek keluaran Wing’s Group, seperti SoKlin, Javana Tea,
dan sebagainya.
Karakteristik strategi pemasaran produk Wing’s grup adalah
masuk ke pasar yang tidak memiliki pembeda. Yang dimasuki produk Wing’s grup
adalah pasar dimana konsumen tidak lagi bisa membedakan differnsiasi antara
satu merek dengan merek lainnya dalam produk. Contohnya adalah sabun deterjen,
pembersih lantai dan sebagainhya. Di pasar ini, merek atau produk Wing’s selalu
ditawarkan dengan harga lebih murah, melalui diskon dan sebagainya.
McCafé McDonald's yang menawarkan kopi dapat dianggap sebagai jenis strategi serangan frontal karena restoran cepat saji -- yang biasanya tidak dikenal dengan minuman kopinya -- menciptakan lini produk yang dirancang untuk bersaing langsung dengan kedai kopi seperti Starbucks, Dunkin 'Donuts, dan Tim Hortons.
Dengan membuat minuman kopi premium tanpa label harga premium, McDonald's melancarkan serangan frontal terhadap para pemimpin pasar. McDonald's sengaja bermaksud memindahkan pelanggan dari kedai kopi ke jalur drive-thru.
Setelah pasarnya terbentuk, McDonald's Canada membuka McCafe
pertama yang berdiri sendiri tidak mendompleng resto cepat saji McDonald’s.
Mereka membuka di lokasi strategis seperti stasiun kereta api dan perkantoran.
Kafe-kafe itu menjual sederet kopi spesial McDonald,
smoothie buah, dan makanan panggang, serta sandwich sarapan Egg McMuffin.
Berbeda dengan restoran McDonald Kanada lainnya, yang beralih dari sarapan ke
burger setelah pagi sibuk, McMuffins tersedia sepanjang hari di McCafes.
Namun, jika penantang pasar memiliki sumber daya yang kurang
daripada pesaing, serangan frontal sia-sia. Itu sebabnya, banyak pendatang baru
pasar menghindari serangan frontal, sebab mereka tahu pemimpin pasar dapat
menghadang mereka dengan iklan, perang harga, dan pembalasan lainnya.
Alih-alih menantang secara langsung, penantang dapat
melakukan serangan tidak langsung pada kelemahan pesaing atau pada kesenjangan yang
terdapat dalam cakupan pasar pemimpin pasar. Selanjutnya, cara ini bisa
digunakan sebagai pijakan sehingga pemimpin pasar mengalami kesulitan merespons
atau memilih untuk mengabaikan.
Ketika pertama kali memasuki pasar minuman ringan AS, Red
Bull harus melawan dua pemimpin pasar sekaligus, yakni Coca-Cola dan PepsiCo.
Red Bull tidak melawan mereka secara frontal, namun melawannya secara tidak
langsung dengan menjual produk niche berharga tinggi di titik distribusi non-tradisional.
Itu dimulai dengan menjual Red Bull melalui gerai-gerai tidak
konvensional yang berada di bawah pengawasan para pemimpin pasar, seperti klub
malam dan bar-bar tempat orang-orang yang bersuka ria meminum kafein sehingga
mereka bisa begadang sepanjang malam.
Setelah membangun basis pelanggan inti, merek diperluas ke
outlet yang lebih tradisional sehingga Red Bull berada dalam jarak Coke dan Pepsi
yang sangat dekat. Akhirnya, Red Bull menggunakan lebih menitikberatkan pada taktik
pemasaran gerilya daripada media tradisional berbiaya tinggi yang biasa
digunakan oleh para pemimpin pasar.
Pendekatan ini tidak langsung bekerja, namun sedikit-demi
sedikit, pasar Red Bull terbangun. Meskipun persaingan semakin ketat di Amerika
Serikat, Red Bull sekarang merupakan merek senilai $ 6,5 miliar yang meraih
pangsa 43 persen dari pasar minuman energi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar