Selama ini pemahaman kita (saya?) tentang bagaimana seseorang
bisa sukses bisa jadi salah. Banyak buku-buku terlaris dari New York Times dan Wall Street Journal yang mebahas tentang bagaimana seseorang bisa
sukses, apakah itu karya Malcolm Gladwell, Daniel Pink, The Power of Habit, dan
Quiet. Selama beberapa generasi, orang berfokus
bahwa kesuksesan seseorang lebih dikarenakan adanya pendorong individu seperti gairah, kerja
keras, bakat, dan keberuntungan.
Tetapi hari ini, situasinya mungkin berubah sehingga kesuksesan
bukan lagu hanya bergantung pada pendorong individu melainkan semakin
tergantung pada bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Faktor dari luar
itu bukan seberapa besar orang lain membantu kita, malah sebaliknya seberapa
besar kita membantu mereka. Pertanyaannya apakah membantu itu harus berupa
materi?
Seperti diketahui, dalam pergaulan sehari-hari, mengadopsi
konsep Homans (1958), orang selalu melakukan pertukaran antara satu sama lain sebagai
aktivitas sehari-hari. Yang
dipertukarkan bisa k berwujud atau tidak berwujud. Disini ada “hukum” bahwa
pertukaran yang mambangun relasi itu akan langgeng bila masing-masing
mendapatkan keuntungan. Bila tidak memberikan keuntungan, kuat dugaan
pertukaran tersebut tidak akan berulang kembali karena lawannya sudah tidak
percaya lagi misalnya.
Dalam hubungannya dengan pekerjaan, setiap kali orang berinteraksi
dengan orang lain, dia selalu memiliki pilihan yang harus diambil: Apakah berusaha
mengambil sesuatu atau value sebanyak
mungkin, atau menyumbangkan value tanpa khawatir tentang apa yang diterimanya
sebagai imbalan?
Namun harap dicatat bahwa di dunia itu posisi seseorang tidak selalu ada di dua kutup yang berseberangan. Terkadang si A berada di kutup yang satu, terkadang dia pindah ke kutup lainnya. Dalam buku Give and Take : A Revolutionary Approach to Success, Adam Grant (Viking - Penguin Books Ltd, 2013) menulis ada dalam kesehatian atau katakanlah di tempat kerja, ada tiga tipe orang yang sering dijumpai. Ada tipe Taker, Giver, dan Matcher.
Menurut Grant, di tempat kerja, seorang giver (pemberi) adalah jenis yang relatif jarang. Mereka
memiringkan timbal balik ke arah lain, lebih suka memberi lebih dari yang mereka
dapatkan. Sedangkan pengambil cenderung fokus pada diri sendiri, mengevaluasi
apa yang orang lain dapat tawarkan kepada mereka, pemberi adalah fokus lain,
lebih memperhatikan apa yang orang lain butuhkan dari mereka.
Preferensi ini bukan tentang uang: pemberi dan penerima
tidak dibedakan dengan berapa banyak uang yang mereka sumbangan baik berupa
amal atau kompensasi dari yang mereka dapatkan bila mereka menjalankan perintah
dari majikan mereka. Pemberi dan pengambil berbeda dalam sikap dan tindakan mereka
terhadap orang lain. Jika Anda seorang pengambil, Anda membantu orang lain
secara strategis, bila manfaatnya lebih besar daripada biaya pribadi.
Jika Anda seorang pemberi, Anda dapat menggunakan analisis
biaya-manfaat yang berbeda: Anda membantu kapan pun manfaatnya kepada orang
lain melebihi biaya pribadi. Atau, Anda mungkin tidak memikirkan biaya pribadi
sama sekali. Anda membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Jika
Anda seorang pemberi pekerjaan, Anda hanya berusaha untuk ikhlas membagikan
waktu, energi, pengetahuan, keterampilan, gagasan, dan koneksi Anda kepada
orang lain yang membutuhkan atau dapat memanfaatkannya.
Taker atau pengambil
memiliki tanda- tanda yang khas: suka berhitung dan selalu ingin mendapatkan
lebih dari yang mereka berikan. Mereka memiringkan timbal balik untuk
kepentingan mereka sendiri, menempatkan kepentingan mereka sendiri di atas
kebutuhan orang lain. Takers percaya
bahwa dunia adalah tempat yang kompetitif. Mereka merasa bahwa untuk berhasil,
mereka harus lebih baik daripada yang lain.
Untuk membuktikan kompetensi mereka, mereka mempromosikan
diri sendiri dan memastikan mereka mendapatkan banyak pujian atas upaya mereka.
Mereka selalu berhati-hati dan berusaha keras untuk melindungi diri. "Jika
saya tidak mendahului," pikir mereka, "mereka pasti tidak akan ada
yang mau."
Lalu apakah pemberi itu harus seperti Bunda Teresa atau
Mahatma Gandhi. Tidak, menjadi pemberi tidak membutuhkan tindakan atau
pengorbanan yang luar biasa. Anda hanya perlu fokus melakukan tindakan demi kepentingan
orang lain. Contohnya, Anda cukup memberikan bantuan, memberikan bimbingan,
berbagi kredit, atau membangun koneksi untuk orang lain. Di luar tempat kerja,
jenis perilaku ini sangat umum.
Menurut penelitian yang dipimpin oleh psikolog Yale, Margaret
Clark, kebanyakan orang bertindak seperti pemberi ketika berada dalam hubungan
yang sangat dekat. Dalam pernikahan dan pertemanan misalnya, kita berkontribusi
kapan pun bisa tanpa berpikir untuk mendapatkan imbalan. Namun di tempat kerja,
memberi dan menerima menjadi lebih rumit.
Secara profesional, beberapa dari orang terkadang bertindak
seperti pemberi atau pengambil, dengan
mengadopsi gaya ketiga. Seseorang menjadi matchers yang berusaha menjaga
keseimbangan antara memberi dan menerima. Matcher melakukan sesuatu dengan
menggunakan prinsip keadilan: ketika mereka membantu orang lain, mereka
melindungi diri mereka sendiri dengan mencari timbal balik. Jika Anda seorang
matcher, Anda percaya pada gayung bersambut, dan hubungan Anda diatur oleh
pertukaran bantuan.
Memberi, menerima, dan matcher adalah tiga gaya dasar
interaksi sosial, tetapi garis-garis di antara keduanya tidak sulit. Anda
mungkin menemukan bahwa Anda beralih dari satu gaya timbal balik ke gaya yang
lain saat Anda bepergian melintasi berbagai peran dan hubungan kerja yang
berbeda. (BERSAMBUNG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar