Sampai saat ini masih terngiang teori Malthus yang sering
disampaikan para dosen di Institut Pertanian Bogor. Intinya, ada gambaran tentang
bagaimana produksi pangan mencukupi kebutuhan. Malthus mengatakan bahwa laju
pertumbuhan produksi pangan seperti deret hitung, sementara laju pertumbuhan
konsumsi pangan seperti deret ukur.
Sepintas memang ada nada pesimisme, namun di balik itu
terkandung tantangan. Ini terbukti dengan munculnya Green Revolution yang menjawab tantangan itu. Peran IPB dalam menjawab
tantangan itu begitu fenomenal.
Akhir dekade 1960an misalnya, IPB menelurkan
program Bimbingan Massal (Bimas) dan Intensifikasi Massal (Inmas) yang berhasil
mendongkrak peningkatan produksi pangan dan mengeluarkan Indonesia dari derita
krisis pangan.
Sekarang, pertanian masuk ke tahap perkembangan era Industry
4.0. Lagi-lagi ini juga tantangan terutama bagi IPB University sebagai salah
satu perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia. Sampai pada tahapan yang
sudah maju, IPB menjawab tantangan itu.
Buku ini merupakan “dokumentasi” dari
sebagian kecil yang dilakukan IPB dalam menjawab tantangan perubahan tersebut. Inisiasi
penulisan buku IPB 4.0 bermula dari diperkenalkannya istilah dan konsep IPB 4.0
oleh Dr Arif Satria, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB University) yang saat itu baru saja dilantik. Tentu hal
ini membuat banyak kalangan baik internal maupun eksternal kampus bertanya
tanya apa yang dimaksud dengan IPB 4.0.
IPB Press sebagai unit usaha penerbitan di IPB
University mengambil langkah cepat
dengan mengambil inisiafif untuk membuat buku IPB 4.0 yang dapat menjelaskan
lebih jauh tentang IPB 4.0 yang telah dipaparkan antara lain dalam Agromaritim
4.0.
Alhamdulilah inisiafif kami ditanggapi sangat positif oleh
Rektor IPB dan mendapatkan arahan agar buku yang dibuat lebih ditujukan kepada
pembaca kalangan milenial agar mereka dapat memahami kiprah IPB dalam era
industri 4.0 sehingga bisa menginspirasi dan meningkatkan peminatan kalangan
milenial di bidang pertanian.
Selain itu, IPB Press memperoleh dukungan dari
kalangan civitas academica khususnya para dekan dan dosen yang berkomitmen
untuk membantu membuat tulisan terkait industri 4.0 sesuai dengan bidang
keahliannya.
Buku ini terdiri atas sebelas bidang pembahasan. Pendahuluan,
Prof. Dr. Ir. Yandra Arkeman, M.Eng. dari Departemen Teknologi Industri
Pertanian, memaparkan tentang perkembangan mulai dari Industry 1.0 hingga
Industri 4.0 dan benang merahnya dengan
perkembangan pertanian. Tulisan
ini mengantarkan pembaca untuk memahami apa dan bagaimana indusri 4.0.
Paparan tentang bagaimana IPB University mengambil peran
dalam Agromaritim 4.0 ditulis oleh Dr Eva Anggraini dan Dr Akhmad Faqih.
Menurut mereka, pembangunan agro-maritim di era industri 4.0 memiliki
karakteristik yang sangat berbeda dengan era-era sebelumnya.
Konsekuensinya,
diperlukan pendekatan baru. Konsep Agromaritim 4.0 yang ditawarkan IPB adalah
platform pembangunan yang mengintegrasikan pengelolaan wilayah darat dan laut
secara inklusif yang didukung oleh modal sosial dan ekonomi yang kuat serta
pemanfaatan teknologi digital untuk mendorong produktivitas bangsa.
Sementara itu, dalam paparan tentang Sistem Pendidikan 4.0,
Prof Marimin menulis bahwa untuk mendukung pengembangan sistem pendidikan
menghadapi tantangan industry 4.0, IPB akan menerapkan rancang kurikulum
K-2020. Kurikulum ini diterapkan pada tahun 2020.
Perbedaan mendasar antara K-2020 dengan kurikulum sebelumnya
(K-2014), yaitu K-2020 lebih menekankan pada pembekalan skill set yang
terintegrasi antara foundational
literacies, kompetensi, dan kualitas karakter individu.
K-2020 juga
bertujuan agar lulusan tidak sekedar memperoleh pendidikan, melainkan juga
mampu merancang kesuksesan bagi dirinya sendiri (success by design). Oleh karena itu, teknik pembelajaran yang
dirumuskan dalam K-2020 adalah kreativitas, imajinatif, dan mampu
menginspirasi.
Tulisan-tulisan berikutnya mulai masuk ke per bidang. Di paparan Menuju Era Kedokteran Hewan
Digital IPB 4.0, Deni Noviana dan
Srihadi Agungpriyono menulis beberapa inovasi kedokteran hewan di bidang
biomedis seperti benang merah penyelamat nyawa untuk analisis darah. IPB juga
memiliki Pusat Pelayanan Jantung Hewan one stop services yang menangani
berbagai pasien rujukan dari dokter hewan atau klinik hewan lain yang memerlukan
peneguhan diagnosis dan penanganan lebih lanjut.
Dalam tulisan Menuju Kehutanan 4.0, Tatang Tiryana dan
kawan-kawan memaparkan internet of things (Iot) untuk pengelolaan hutan hingga
penerapan dan road map implementasi teknologi 4.0 di Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan & Ekowisata IPB.
Di pembahasan soal Pendidikan Pertanian
Era Digital 4.0 Fakultas Pertanian IPB, Baba Barus dan kawan-kawan
mendeskripsikan tentang karakter pertanian berkelanjutan, riset dan
pengembangan pertanian digital 4.0 hingga pendidikan pertanian di era digital
4.0 di Fakultas Pertanian IPB.
Industri 4.0 juga mempengaruhi bidang perikanan dan
kelautan. Di tulisan tentang Perikanan dan Kelautan di Era 4.0, Prof Indra Jaya
memaparkan perkembangan perikanan tangkap (smart fishing) hingga pascapanen
hasil-hasil perikanan (smart processing).
Sementara itu, Inovasi dan Aplikasi
Digital Untuk Pembangunan Peternakan Berkelanjutan di Era Industri 4.0, Prof
Lucky Abdullah membahas tentang peluang dan tantangan lulusan IPB di era industri
4.0 hingga aplikasiberbasis internet of things (IoT) di bidang peternakan,
khususnya yang dikembangkan oleh IPB.
Di Bidang Agroindustri untuk IPB 4.0, dipaparkan pemanfaatan
artificial intelligence (AI) dan internet of things (IoT) untuk agroindustry hingga
jalan agar bagaimana kemampuan yang dibutuhkan individu dan industi untuk
mendukung industri 4.0.
Di pembahasan tentang Sosial, Ekonomi, dan Bisnis 4.0, Idqan
Fahmi dan Dikky Indrawan memaparkan tentang beberapa hal yang diperlukan untuk
menuju revolusi Industri 4.0 yang lebih humanis.
Ini dimulai dari lanskap
sosial, ekonomi, dan bisnis era revolusi industry 4.0, siklus bisnis yang
menggambarkan revolusi industri 4.0 terhadap tenaga kerja dan industri hingga
peranan human capital dan jalan bagaimana Indonesia menuju revolusi Industri 4.0 yang
inklusif dan mensejahterakan.
Tulisan tersebut sekaligus penutup dari paparan tentang
fenomena industri 4.0 dan pengaruhnya terhadap pembangunan pertanian serta
bagaimana IPB menyiapkan lulusannya menyongsong perubahan itu. Tim penerbit
IPBPress mengucapkan banyak terima kasih kepada para penulis. Selamat membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar