Memasuki tahun 2020, Airbnb tumbuh sangat cepat. Dengan agresif, Airbnb masuk ke beberapa kategori bisnis baru. Namun, beberapa bulan kemudian, ketika pandemi Covid-19 merebak dan nyaris menghancurkan industri perjalanan dan wisata, Airbnb menghadapi krisis hebat.
Dalam artikelnya di ww.forbes.com, 10
November 2020, Denise Lee Yohn menyebut bahwa kondisi Airbnb saat itu
benar-benar payah. April 2020, pesanan tempat bermalam turun 72% dibandingkan
periode sebelumnya. Dari Maret hingga April pembatalan pemesanan jumlah jauh
lebih besar dari pemesanan sendiri.
Menghadapi situasi yang mengerikan itu, Tim
manajemen Airbnb tidak membuang-buang waktu untuk melakukan restrukturisasi
besar-besaran. Perusahaan mengambil langkah pemulihan dramatis. Mereka melakukan
segmentasi pelanggan kembali untuk menemukan peluang yang bisa mereka ambil. Misalnya,
Airbnb fokus membidik wisatawan yang ingin menjauh dari hotel yang lebih besar
dan pekerja jarak jauh yang mencari persewaan jangka panjang.
Hasilnya, bisnis mulai membaik. Juni 2020
pemesaan kamar naik 1%. Namun bukan berarti Airbnb bebas dari tekanan. Faktanya,
pendapatannya masih jauh dari level tahun 2019. Tapi sekali lagi, Airbnb telah
melewati pandemi dengan relatif lebih baik dibandingkan dengan operator
perjalanan besar lainnya, baik jaringan hotel atau pasar online.
Airbnb telah kembali dari tepi jurang.
Bagaimana Airbnb bertahan dari pandemi bisa menjadi pedoman untuk membalikkan
bisnis Anda.
Langkah pertama adalah pemangkasan biaya. Tak bisa dipungkiri bahwa suntikan dana senilai
$ 1 miliar yang diterimanya dari perusahaan ekuitas swasta Silver Lake
pada April 2020 sangat membantu. Namun hal itu tidak akan berarti bila
manajemen tidak memangkas biaya.
Seperti diketahui, mantra pemain bisnis
Silicon Valley adalah pertumbuhan yang tinggi. Tetapi filosofi ini menjadi tidak
masuk akal ketika pasar sedang mengalami masalah besar. Airbnb juga melakukan
itu dengan memangkas hampir $ 1 miliar biaya pemasaran dan memotong setengah
gaji para eksekutifnya. Manajemen juga terpaksa memberhentikan 25% karyawannya
dan penangguhan semua pembangunan fasilitas.
CEO dan pendiri Airbnb, Brian Chesky,
menguraikan rencana ini dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada karyawan dan
dipublikasikan di blog perusahaan. Dia tidak berbasa-basi, mengatakan
"Saya harus membagikan beberapa berita yang sangat menyedihkan." Dia
akan menjadi bijaksana, transparan dan jelas tentang "kebenaran yang
sulit."
Ketika mengumumkan kebijakan itu, Chesky
juga mengemukakan berbagai prinsip tentang bagaimana restrukturisasi akan
ditangani: Pertama, manajemen mempublikasikan – melaui blog mereka –
pemetaan dan strategi bisnis masa ke depan dan kemampuan sumberdaya yang dibutuhkan.
Kedua, manajemen Airbnb akan melakukan apa saja sebanyak yang bisa bagi
karyawan yang terkena dampak.
Ketiga,
manajemen meminta mereka tetap teguh pada komitmen terhadap keberagaman dan
mengoptimalkan komunikasi 1: 1 bagi mereka yang terkena dampak. Terakhir,
manajemen meminta semua jajarannya mengkomunikasikan keputusan dengan semua
detailnya. Sebab bagaimanapun informasi yang sepototong-potong bakal
memperburuk situasi.
Langkah kedua adalah kembali ke bisnis inti. CEO Brian Chesky dan eksekutif
lainnya selama krisis memilih fokus pada
bisnis inti, mengatasi emosi pelanggan, dan memenuhi kebutuhan karyawan. Itulah
kunci sebenarnya dari strategi pemulihan yang berhasil mengubah haluan
perusahaan sehingga mampu tumbuh kembali dengan begitu cepat.
Sejarah menunjukkan bahwa perubahan haluan
yang berhasil biasanya dipandu oleh beberapa prioritas utama. Saat awal krisis,
Chesky dan tim eksekutif menyadari bahwa perusahaan memerlukan perubahan yang
substantif pada bisnisnya. Ketika banyak negara menerapkan lockdown, bisnis perjalanan
sudah berakhir.
Karena itu, mereka dengan cepat memfokuskan
kembali pada bisnis inti Airbnb, yakni persewaan rumah dan menawarkan tambahan yang efisien termasuk
"pengalaman" dan daftar hotel tradisional dan properti mewah. Saat
pandemi semakin dalam, orang-orang lebih banyak mencari penginapan lokal — dan
ini menguntungkan Airbnb. Itulah yang menjadi salah satu faktor terbesar dalam
perputaran bisnis Airbnb saat pandemi.
Langkah ketiga adalah membangun kepedulian kepada pelanggan. Eksekutif Airbnb juga
memahami ketakutan pelanggan tentang kesehatan dan keselamatan, jadi mereka
memperkenalkan prosedur "Peningkatan Kebersihan" dan tuan rumah
direkomendasikan untuk menambah waktu antara tamu menginap. Perubahan tersebut
tidak wajib, tetapi tuan rumah yang mengadopsinya diberi lencana untuk
ditampilkan di daftar mereka, sehingga menyampaikan transparansi dan meyakinkan
pelanggan yang bersangkutan.
Langkah keempat adalah membangun pengalaman baru. Dalam setiap usaha, ketika
seseorang menghadapi kendala dan keterbatasan yang parah, ini dapat mengarah
pada lebih banyak inspirasi. Inilah yang terjadi dengan tim Airbnb. Misalnya,
ketika segmen pengalaman secara langsung ditangguhkan, yang dilakukan Airbnb
adalah pembuatan pengalaman online. Ternyata langkah berhasil.
Langkah kelima adalah membangun trust. Ini adalah inti dari setiap bisnis yang
sukses. Dakui atau tidak, dalam situasi krisis, keputusan keuangan jangka
pendek – misalnya pengurangan biaya tadi – bisa merusak kepercayaan karena hal
itu akan berdampak pada service level yang ada.
Airbnb memahami apa yang dirasakan
pelanggan dan berusaha keras untuk mengatasi emosi mereka. Chesky dan para
eksekutifnya memahami bahwa pelanggan akan enggan membuat reservasi baru
mengingat ketidakpastian pembatasan perjalanan dan potensi lonjakan pandemi.
Untuk menghindari kerusakan itu, saat
manajemen menghadapi situasi lonjakan pembatalan yang berarti banyak yang tidak
dapat dikembalikan, Airbnb mengambil kebijakan menawarkan pembatalan di
menit-menit terakhir dan pengembalian uang penuh bila dilakukan pembatalan.
Awalnya, perubahan tidak diluncurkan dengan
jelas dan menyebabkan kebingungan dan kemarahan di antara beberapa pelanggan serta
tuan rumah, tetapi perusahaan bekerja keras untuk memperbaiki masalah dan
meyakinkan orang bahwa mereka mendukung mereka. Dengan melakukan hal itu, ini
memberikan kelegaan bagi kekhawatiran pelanggan dan meyakinkan orang yang ragu
untuk melanjutkan pemesanan.
Untuk memberikan jaminan pengembalian itu,
Airbnb menggunakan lebih dari $ 1 miliar dari pendanaannya. Airbnb juga
berkomitmen untuk tidak terlalu merugikan “tuan rumah” dengan menyediakan dana
hingga $ 250 juta untuk tuan rumah yang terkena dampak pembatalan tersebut.
Langkah keenam adalah membangun optimisme jangka panjang. Selama hari-hari awal
pandemi, sangatlah mudah bagi Airbnb kehilangan kepercayaan terhadap visinya. Namun
para pendiri tidak membiarkan hal ini terjadi. Mereka tahu bahwa prospek jangka
panjang tampak cerah.
Menurut para pendiri: “Krisis memberi Anda
kejelasan tentang apa yang benar-benar penting. Anda menjadi bersyukur tidak
hanya untuk apa yang Anda miliki dalam hidup Anda, tetapi untuk siapa yang Anda
miliki dalam hidup Anda. Kami berterima kasih untuk semua orang yang tetap
bersama kami selama jam-jam tergelap kami. "
Terakhir adalah kepedulian terhadap
karyawan terdampak. Ketika Airbnb memberhentikan hampir 2.000 karyawan, 25%
dari tenaga kerjanya, pada bulan Mei lalu, Chesky dipuji atas sikap rendah hati
dan ketulusan yang dia tujukan kepada karyawan. Perusahaan memberikan bantuan
nyata bagi karyawan yang di-PHK. Mereka diizinkan untuk menyimpan laptop yang
dikeluarkan perusahaan dan karyawan AS menerima asuransi kesehatan selama satu
tahun.
Airbnb juga memposting direktori bakat
karyawan yang meninggalkan Airbnb sehingga pemberi kerja lain dapat
memanfaatkan mereka sebagai calon karyawan. Belakangan, perusahaan mengaktifkan
kembali program bonus karyawannya dan mulai mempekerjakan kembali karyawan yang
diberhentikan.
Ini juga disediakan untuk tuan rumah, yang
dianggap sebagai bagian dari tim Airbnb, sama seperti karyawannya. Mereka
menjanjikan $ 250 juta untuk membantu mengganti tuan rumah untuk masa inap yang
dibatalkan dan meluncurkan dana $ 10 juta untuk membantu mereka membayar
hipotek mereka. Mereka baru saja mengumumkan pembentukan dana abadi untuk
memberikan hibah kepada tuan rumah yang mencakup dukungan pendidikan, alat
keselamatan, atau bantuan dalam bencana alam.
Karyawan memiliki kebutuhan unik di
masa-masa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini. Kebutuhan mereka harus
dipenuhi sebelum Anda dapat mengharapkan mereka untuk melakukan pekerjaan
mereka, apalagi melakukan upaya bijaksana yang diperlukan untuk beradaptasi
dengan semua perubahan dalam operasi Anda. Tahukah Anda apa yang diinginkan dan
dibutuhkan karyawan Anda sekarang? Apakah Anda benar-benar memberikan bantuan
untuk masalah nyata yang mereka hadapi?
Prioritaskan Untuk Bertahan dari Pandemi
Chesky dan para pemimpin di Airbnb
mengarahkan upaya mereka pada bisnis inti, emosi pelanggan, dan kebutuhan
karyawan. Hasilnya, mereka telah menghidupkan kembali inventaris persewaan dan
pemesanan di masa mendatang dan hampir menggandakan nilai perusahaan; dan
Airbnb kini diharapkan menjadi perusahaan perhotelan paling berharga di dunia
dan salah satu dari 10 merek terkuat di dunia. Terapkan strategi bertahan hidup
ini dan itu akan menjadi formula kesuksesan Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar