Secara keseluruhan, menurut saya, "Trust Me, I'm Lying: Confessions of a Media Manipulator" karya Ryan Holiday adalah buku menarik karena banyak mengungkap cara kerja lanskap media modern.
Buku ini dibagi menjadi dua bagian. Di
bagian pertama, dia berbagi pengalaman pribadinya sebagai manipulator media,
merinci bagaimana dia menggunakan clickbait, berita palsu, dan media sosial
untuk memanipulasi media dan mempromosikan kliennya. Dia juga menjelaskan
bagaimana strategi ini telah menjadi praktik umum di kalangan profesional media
dan bagaimana hal itu dilanggengkan oleh model bisnis media yang cacat.
Di bagian kedua, Holiday menawarkan
analisis tentang ekosistem media dan bagaimana perkembangannya dari waktu ke
waktu. Dia berpendapat bahwa fokus media untuk menghasilkan lalu lintas dan
pendapatan telah menyebabkan budaya sensasionalisme, kemarahan, dan clickbait.
Dia juga mengeksplorasi dampak media sosial dan kebangkitan jurnalisme warga,
yang menyebabkan maraknya berita palsu dan informasi yang salah.
Melalui buku, "Trust Me, I'm Lying,"
Holiday menawarkan kritik pemikiran terhadap industri media dan tantangan yang
dihadapi media modern. Holiday menekankan pentingnya transparansi,
akuntabilitas, dan literasi media, mengajak masyarakat untuk lebih cerdas dan
kritis dalam mengonsumsi berita dan media.
Buku ini wajib dibaca oleh siapa pun yang
tertarik dengan studi media, jurnalisme, atau persinggungan antara media dan
politik, karena merinci berbagai taktik manipulatif yang digunakan oleh para
profesional media. Beberapa contoh taktik ini adalah:
1) Judul "Clickbait": Outlet
media sering menggunakan tajuk sensasional untuk menarik perhatian pembaca dan
menghasilkan lalu lintas. Tajuk utama ini sering kali tidak ada hubungannya
dengan konten artikel yang sebenarnya dan dirancang untuk mengeksploitasi emosi
dan keingintahuan orang.
2) Mengarang cerita: Holiday mengaku
mengarang cerita dan mengirimkannya ke blog tingkat rendah dan situs berita.
Setelah berita tersebut diterbitkan, media yang lebih besar mengambilnya dan
menyebarkannya seolah-olah itu benar, tanpa memeriksa fakta atau memverifikasi
informasinya.
3) "Newsjacking": Taktik ini
melibatkan pembajakan berita untuk mempromosikan produk atau merek. Misalnya,
sebuah perusahaan mungkin menggunakan tragedi atau bencana untuk mempromosikan
produk atau layanan mereka.
4) "Astroturfing": Ini adalah
praktik membuat kampanye akar rumput palsu atau akun media sosial untuk
mempromosikan produk atau ide. Kampanye ini sering tampak asli tetapi
sebenarnya dibuat dan dikendalikan oleh perusahaan atau organisasi.
5) Membayar untuk liputan: Beberapa media
menerima pembayaran sebagai imbalan atas liputan atau ulasan positif. Ini
dikenal sebagai payola dan merupakan praktik umum di industri musik.
Secara keseluruhan, taktik ini dirancang
untuk memanipulasi opini publik, menghasilkan lalu lintas dan pendapatan, serta
mempromosikan produk atau ide tertentu. Menurut Holiday, praktik ini berbahaya
bagi industri media dan berkontribusi pada penyebaran berita palsu dan
informasi yang salah.
Buku Holiday ini patut dibaca, karena
keberhasilan penulisnya mencatat taktik-taktik yang sering digunakan oleh para
manipulator media untuk memperoleh perhatian publik dan meningkatkan
popularitas mereka. Disini praktek tidak etis itu melibatkan manipulasi atau
pencitraan palsu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar