Orang buta huruf di abad ke-21 bukanlah mereka yang tidak
bisa membaca dan menulis, tetapi mereka yang tidak bisa belajar, melupakan, dan
belajar kembali. Alvin Toffler (1970)
Alvin dan Heidi Toffler adalah pasangan suami istri yang terkenal sebagai futuris, penulis, dan pemikir sosial Amerika. Alvin Toffler (1928-2016) dikenal luas karena karyanya yang mempelajari perubahan dalam masyarakat, terutama terkait dengan perkembangan teknologi dan dampaknya terhadap ekonomi, pekerjaan, dan struktur sosial.
Heidi Toffler (1929-2019), istrinya, sering kali
berkolaborasi dengan Alvin dalam penelitian dan penulisan, meskipun
kontribusinya kadang kurang dikenal oleh publik.
Alvin Toffler terutama dikenal lewat bukunya "Future
Shock" (1970), yang mencetuskan istilah "future shock" untuk
menggambarkan perasaan ketidakstabilan dan disorientasi yang dialami
orang-orang akibat perubahan cepat dalam masyarakat.
Awalnya, "Future Shock" adalah buku yang ditulis
oleh futuris Alvin dan Heidi Toffler pada tahun 1970. Dalam buku ini, penulis
mendefinisikan "future shock" sebagai kondisi psikologis yang dialami
oleh individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Definisi paling sederhana dari istilah tersebut adalah
persepsi pribadi tentang "terlalu banyak perubahan dalam waktu yang
terlalu singkat".
Buku ini, yang menjadi bestseller internasional, berawal
dari sebuah artikel berjudul "_The Future as a Way of Life_" yang
dimuat dalam majalah Horizon edisi musim panas tahun 1965. "Future
Shock" telah terjual lebih dari 6 juta kopi dan telah diterjemahkan ke
dalam banyak bahasa.
Dalam era abad ke-21, sebuah kutipan dari Alwin Toffler
mengemuka, The illiterate of the 21st century will not be those who cannot
read and write, but those who cannot learn, unlearn, and relearn, (Orang buta
huruf di abad ke-21 bukanlah mereka yang tidak bisa membaca dan menulis, tetapi
mereka yang tidak bisa belajar, melupakan, dan belajar Kembali, Future Shock, Chapter 12 hal. 427) menggambarkan
transformasi paradigma pembelajaran.
Toffler menegaskan bahwa buta huruf di era kontemporer bukan
lagi ditandai oleh ketidakmampuan membaca dan menulis, melainkan oleh
ketidakmampuan untuk belajar, melupakan, dan belajar kembali. Pernyataan ini
memicu refleksi tentang esensi pembelajaran di zaman yang serba cepat dan penuh
dengan perubahan ini.
Pembelajaran konvensional yang sekedar mengandalkan
kemampuan literasi dasar kini terasa kurang relevan. Yang lebih signifikan
adalah kemampuan individu untuk secara konstan memperbarui pengetahuan mereka
sesuai dengan perkembangan zaman. Misalnya, pemahaman tentang identitas gender
yang terus berkembang menuntut kemampuan untuk memperbarui pemahaman lama
dengan informasi terkini.
Fenomena ini mengindikasikan bahwa kekakuan dalam pemikiran
atau ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dapat menjadi hambatan
besar dalam era pasca-modern. Dengan perubahan yang terjadi begitu cepat,
terutama di bidang teknologi, setiap konsep atau "fakta" yang
dianggap benar hari ini, bisa jadi sudah usang esok hari.
Pertanyaan tentang bagaimana seseorang dapat efektif dalam
proses belajar untuk melupakan dan belajar kembali menjadi relevan. Pendekatan
yang disarankan adalah mencari sumber informasi yang kredibel dan dapat
diandalkan, yang dapat membantu memperbarui pengetahuan dengan informasi
terkini dan akurat.
Hal ini menuntut kemampuan kritis dalam memilih sumber
informasi dan kesadaran untuk terus mengasah kemampuan berpikir.
Platform pembelajaran seperti Pathways menjadi contoh
bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses pembelajaran yang
dinamis, menawarkan akses ke sumber daya yang kredibel dan relevan dengan minat
serta kebutuhan pengguna.
Ini menandai evolusi dalam cara pembelajaran dilakukan, di
mana pembelajaran menjadi proses yang berkelanjutan, adaptif, dan selaras
dengan kebutuhan zaman.
Perubahan psikologis dalam pendekatan pembelajaran
menunjukkan bahwa era ini membutuhkan lebih dari sekedar pengetahuan;
diperlukan kemampuan untuk secara fleksibel menavigasi perubahan,
mempertanyakan ulang kebenaran yang dianggap mutlak, dan secara aktif mencari
pembelajaran baru.
Ini bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang untuk
pertumbuhan dan adaptasi di dunia yang terus berubah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar